Courtesy of Zaman Al-Wasl
wartaperang - Pasukan Negara Islam menyerang rute pasokan utama pemerintah Suriah dari Damaskus ke kota Suriah utara Aleppo pada hari Senin, sehari setelah Negara Islam menargetkan Damaskus dan Homs dalam beberapa serangan bom mobil paling berdarah dari perang.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pertempuran dan serangan udara terus berlanjut di seluruh negeri, sehari setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan timpalannya dari Rusia, Sergei Lavrov, telah mencapai kesepakatan sementara pada istilah dari penghentian permusuhan yang tidak memasukkan Negara Islam.

Negara Islam mengatakan telah menguasai sejumlah desa di sepanjang jalan penting yang menghubungkan daerah-daerah yang dikuasai pemerintah Aleppo dengan kota lebih jauh ke selatan. Sebuah sumber militer Suriah mengkonfirmasi serangan itu namun mengatakan klaim itu ditolak.

"Mereka mencoba untuk menyerang jalan ini, mereka berhasil di tangkal dan menderita kerugian besar," kata sumber itu. "Setelah kerugian besar mereka, mereka melakukan segala cara untuk menjalankan operasi propaganda."

Pemerintah Suriah telah membuat keuntungan stabil terhadap Negara Islam di timur Aleppo, sementara itu juga melakukan serangan besar terhadap gerilyawan di utara dan selatan kota. Negara Islam juga di bawah tekanan dari aliansi Suriah Pasukan Demokratik (SDF) yang didukung Kurdi di timur laut.

Direktur Observatorium, Rami Abdulrahman, mengatakan pasukan pemerintah telah mengambil alih salah satu dari empat posisi yang direbut oleh Negara Islam di jalan, yang telah dipotong dalam serangan sebelumnya. "Rezim telah memulihkan salah satu dari empat posisi yang telah direbut oleh Negara Islam di jalan," kata Abdulrahman.

Pasukan Suriah dan sekutu juga melakukan perlawanan lebih lanjut di jalan melawan gerilyawan Islam dari kelompok Jund al-Aqsa dan Partai Islam Turkistan, kata Observatorium.

Ledakan Bom

Negara Islam mengatakan bertanggung jawab untuk beberapa ledakan bom pada hari Minggu di Sayeda Zeinab, sebuah distrik selatan Damaskus, media pemerintah mengatakan ledakan itu menewaskan 83 orang dan puluhan luka-luka. Negara Islam juga mengatakan telah melaukan ledakan bom mobil kembar di Homs dimana media pemerintah yang mengatakan menewaskan sedikitnya setidaknya 39.

Observatorium menyebutkan korban tewas dari serangan ini lebih tinggi, dengan setidaknya 120 tewas di Damaskus dan 64 di Homs.

Kementerian luar negeri Suriah menulis kepada dewan keamanan PBB pada hari Senin meminta untuk mengutuk "kejahatan teroris" dan untuk mengambil tindakan terhadap negara-negara yang memberikan "dukungan dan sponsor teroris", demikian menurut media pemerintah.

Pemerintah Suriah menganggap semua orang yang melawan sebagai teroris dan objek bagi mereka yang memberikan dukungan kepada pemberontak Suriah dimana negara-negara termasuk Arab Saudi dan Turki mendukung kelompok yang memberontak.

PBB yang mensponsori pembicaraan damai untuk mengatasi konflik yang berusia lima tahun, yang telah menewaskan lebih dari 250.000 orang, runtuh pada bulan Januari. Salah satu alasan kegagalan mereka adalah karena oposisi Suriah ingin menghentikan serangan udara, semua pengepungan supaya diangkat dan untuk akses tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan.

Sejak itu kekuatan dunia telah mencoba untuk menegosiasikan gencatan senjata dalam konflik yang menyebabkan lebih dari 11 juta mengungsi.

Kerry mengatakan pada hari Minggu bahwa ia dan Lavrov telah sementara menyetujui persyaratan dari "penghentian permusuhan".

Gencatan senjata ini akan dimulai pada 27 Februari, menurut draft dokumen yang disusun oleh Amerika Serikat dan Rusia dilihat oleh sumber-sumber diplomatik Barat.

Kesepakatan itu juga akan mengecualikan Negara Islam dan Front Nusra, demikian menurut beberapa sumber.

Assad mengatakan pada hari Sabtu ia siap untuk gencatan senjata dan oposisi Suriah sebelumnya telah mengatakan siap untuk gencatan senjata sementara - jika kondisi dipenuhi.

oposisi Komite Negosiasi Tinggi (HNC) yang di dukung Saudi akan mengadakan pertemuan di Riyadh pada hari Senin, kata para pejabat oposisi.

Koordinator oposisi Riad Hijab mengatakan ada kesepakatan sementara pada gencatan senjata sementara, yang akan "sesuai dengan jaminan internasional".

sumber: ZA
oleh: n3m0

Advertising - Baca Juga : Tips Sekretaris - Anger Management
-

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top