wartaperang - Keputusan kerajaan Saudi Arabia untuk mengirim pasukan ke Suriah dalam upaya untuk meningkatkan dan menguatkan upaya melawan militan telah "final" dan "tidak dapat diubah," demikian kata juru bicara militer Saudi Arabia mengumumkan pada hari Kamis.

Brigadir Jenderal Ahmed Al-Assiri mengatakan bahwa Riyadh telah "siap" dan akan bertarung dengan sekutu koalisinya yang dipimpin Amerika Serikat untuk mengalahkan militan Negara Islan di Suriah, bagaimanapun, dia mengatakan Washington lebih cocok untuk menjawab pertanyaan tentang rincian lebih lanjut mengenai detil operasi darat di masa depan.

"Kami mewakili [keputusan] Saudi hanya dalam mengirimkan pasukan," demikian katanya.

Dia juga telah mengirim pesan kepada Iran, mengatakan bahwa jika Teheran serius dalam memerangi Negara Islam, maka harus berhenti mendukung "terorisme" di Suriah atau Yaman.

Riyadh telah lama menuduh Teheran mendukung milisi Houthi di Yaman melawan pemerintah yang diakui secara internasional di sana. Iran juga merupakan sekutu kunci yang membantu rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Pernyataan itu datang ketika Wakil Arab Saudi Pangeran Mahkota dan Menteri Pertahanan Mohammed bin Salman mengunjungi markas NATO di Brussels untuk membahas perang saudara Suriah.

Juru bicara militer juga mengatakan bahwa Aliansi Militer Islam akan mulai berjalan dalam waktu dua bulan.

Tiga puluh lima negara Muslim merilis pernyataan bersama yang mengumumkan pembentukan aliansi militer melawan Negara Islam pada bulan Desember tahun lalu.

Pusat komando bersama aliansi itu terletak di ibukota Saudi yaitu Riyadh.

http://robust-chemical.com/lemari-asam-fume-hood-based-on-wooden-structure/ adv. - Namun dalam kenyataannya, ada beberapa negara yang menyatakan keberatannya ketika negaranya telah dicatut menjadi bagian dari aliansi militer Islam ini seperti Malaysia dan Pakistan. Belum diketahui dengan jelas berapa negara yang benar-benar bergabung dalam aliansi militer Islam ini.

Dalam berita sebelumnya, dikabarkan juga NATO telah mulai menjajaki kemungkinan untuk bergabung dengan koalisi militer anti Negara Islam yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Hal ini terjadi ketika presiden Prancis memberikan tekanan kepada Amerika Serikat terkait kurangnya aksi yang diperlukan untuk mengalahkan Negara Islam di Suriah.

sumber: Alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top