wartaperang - Polisi anti huru-hara Yunani menembakkan gas air mata pada hari Minggu terhadap para demonstran yang memprotes pembangunan rumah pusat untuk migran di pulau wisata Kos, demikian menurut para pejabat Yunani kemarin.

Sekitar 2.000 warga Yunani bergabung dengan unjuk rasa yang menentang apa yang disebut "hotspot" pusat yang sedang dibangun di pulau Aegean meskipun mendapatkan penentangan dari penduduk lokal dan walikota. Mereka mengkhawatirkan efek yang ditimbulkan oleh para migran pada industri pariwisata penting yang ada di pulau ini.

Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan beberapa lusin demonstran yang mencoba untuk istirahat di lokasi pembangunan sekitar 10 kilometer (enam mil) dari pelabuhan pulau Kos, demikian menurut wakil walikota David Gerasklis kepada kantor berita harian AFP, mengkonfirmasi laporan media yang melaporkan kejadian tersebut.

http://forticeoffice.com/ adv. - Protes itu sendiri terjadi setelah sebelumnya telah terjadi unjuk rasa tepatnya pada hari Rabu lalu di pelabuhan yang diikuti oleh sekitar 1.000 orang demonstran.

"Jumlah demonstran hari Minggu adalah lebih besar dari demonstrasi pada hari Rabu, yaitu sekitar 2.000 orang pendemo," demikain menurut Gerasklis.

Yunani telah berjanji untuk membangun lima "hotspot" sebagai rumah bagi para migran dan mengirimkan para migran ke pulau Kos Chios, Leros, Lesbos dan Samos.

Wilayah yang terletak hanya beberapa kilometer dari pantai Turki, adalah tempat wisata Idylls yang indah yang telah menjadi pintu gerbang ke Eropa bagi ribu orang yang melarikan diri dari perang di negara mereka dan kemiskinan. Melakukan perjalanan yang sangat bahaya demi kehidupan yang lebih baik.

Negara anggota Uni Eropa ini pekan lalu telah memberikan kepada Brussels batas waktu selama tiga bulan untuk memperbaiki "kekurangan" dalam mengendalikan masuknya migran ke wilayah mereka, atau secara efektif mengangkat penalti dari zona Schengen dimana zona ini menggunakan aturan paspor bebas bagi blok 28 negara.

Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders, dimana negaranya saat ini memegang jabatan sebagai presiden bergilir Uni Eropa, mengadakan pembicaraan dengan perdana menteri Yunani Alexis Tsipras di Athena dan setuju pada kebutuhan untuk bekerja "secara efisien" dalam menekan pedagang migran yang saat ini masih leluasa beroperasi untuk mengirimkan para migran ke Eropa.

Koenders mengatakan ia ingin bekerja untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi antara negara-negara Uni Eropa untuk mengurangi krisis migran yang mencengkeram benua Eropa.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top