wartaperang - Sebuah pengadilan militer di Israel telah menghukum seorang prajurit dengan hukuman tujuh bulan penjara karena melakukan kekerasan terhadap warga Palestina yang ditangkap. Hal ini terjadi menyusul pecahnya serangan anti-Israel yang dimulai pada bulan Oktober tahun lalu, demikian menurut pernyataan pihak militer, Kamis.

virtual office jakarta selatan adv.- Sebuah pernyataan dalam menanggapi sebuah permintaan AFP mengatakan, pria itu ditemukan bersalah pada hari Rabu "pada beberapa tudingan untuk menganiaya orang yang telah ditangkap".

"The Israel Defense Forces (IDF) melihat secara total terhadap insiden pelanggaran ekstrim yang mengabaikan Kode Perilaku IDF dan mengutuk keras tindakan ini," demikian menurut pernyataan militer.

Pernyataan itu tidak mengungkapkan pelanggaran apa yang telah dilakukan tetapi situs berita Ynet mengatakan tentara "pada dua kesempatan memukul dan melakukan penganiayaan terhadap tahanan warga Palestina dan juga mengambil bagian dalam memberikan sengatan listrik kepada salah satu dari mereka".

Pernyataan militer mengatakan pengadilan belum memberikan putusan terhadap "tersangka lain yang terlibat dalam insiden ekstrim".

Ynet mengatakan insiden pertama - yang melibatkan warga Palestina yang ditangkap karena dicurigai melakukan aktivitas militan - berlangsung pada bulan Oktober ketika gelombang serangan Palestina pertama kali meletus.

Kasus yang kedua berlangsung sekitar satu minggu kemudian dengan tahanan yang berbeda, katanya.

kekerasan sejak gelombang serangan ini dimulai telah merenggut nyawa 26 warga Israel, seorang warga Amerika, seorang warga Sudan dan seorang warga Eritrea, demikian menurut hitungan AFP.

Dari Palestina sendiri terhitung 166 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel sejak 1 Oktober, yang sebagian besar melakukan serangan sementara yang lain tewas dalam bentrokan dan demonstrasi.

lemari asam adv.- Kekerasan itu sendiri terjadi menurut beberapa pengamat dikatakan sebagai akibat lelahnya warga Palestina terhadap pendudukan Israel dan macetnya perundingan damai yang tidak pernah ada ujungnya. Namun dari penelusuran WP, awal kerusuhan dimulai ketika semakin banyaknya warga Yahudi ortodok yang masuk ke komplek Masjidil Aqsa dan melakukan ritual keagamaan disana, padahal menurut peraturan yang telah disepakati, di dalam komplek ini warga Yahudi dilarang melakukan ritual agama.

Dengan semakin meningkatnya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada komplek ini, hal ini membuat warga Palestina ketakutan akan diambil alihnya Masjidil Aqsa dan rumor dibentuknya Kuil Yahudi ketiga di kompleks yang sama akan terwujud. Dari situlah demonstrasi-demonstrasi akhirnya dimulai, perlawanan beberapa kali pecah di yerusalem, dan akhirnya berujung dengan serangan sporadis berupa penusukan, penembakan, dan penabrakan dengan mobil terhadap tentara Israel atau warga yahudi lainnya terjadi.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top