wartaperang - Maroko mengumumkan pada hari Kamis (10/7/2014) bahwa mereka melakukan langkah-langkah pengetatan keamanan dalam menanggapi "ancaman teroris yang serius" terkait dengan meningkatnya jumlah warganya bergabung dengan kelompok jihad (IS) di Suriah dan Irak.

Menteri Dalam Negeri Mohamed Hassad mengatakan ada "ancaman serius dari serangan teroris terhadap kerajaan karena meningkatnya jumlah warga Maroko  yang menjadi anggota organisasi-organisasi ekstremis di Suriah dan Irak".

"Sejumlah pejuang ini telah naik ke posisi terkemuka dalam organisasi tersebut dan tidak menyembunyikan niat mereka melakukan serangan teroris di Maroko", katanya dalam sidang kabinet di Rabat.

Komentarnya disampaikan kepada pers oleh juru bicara pemerintah Mustapha Khalfi.

Hassad tidak merinci langkah-langkah keamanan yang diperkuat, kecuali untuk mengatakan bahwa tindakan-tindakan telah diambil "untuk menjamin keselamatan warga negara dan sektor publik strategis", tanpa mengorbankan kegiatan ekonomi.

Pada hari Senin, Rabat mengatakan pihaknya memperketat pemeriksaan keamanan pada penerbangan tujuan AS dari Casablanca, seperti bandara lain di Eropa dan Timur Tengah membuat langkah serupa atas permintaan Washington, di tengah kekhawatiran serangan baru oleh kelompok militan di Amerika Serikat.

Pihak berwenang Maroko sering mengklaim telah rusak sel-sel jihadis yang diduga merekrut dan mengirim relawan ke Irak dan Suriah, di mana para pejabat mengatakan saat ini terdapat lebih dari 1.000 pejuang Maroko.

Antara tahun 2011 dan 2013, 18 "sel teroris" dibongkar, sementara sekitar 200 orang Maroko yang berencana untuk bertarung atau kembali dari Suriah telah dipenjara, menurut kepala penjara negara Mohamed Salah Tamek.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top