wartaperang - Seorang veteran demonstran Somalia yang dahulu menyanyikan lagu protest terhadap diktator dan kemudian menjadi anggota parlemen ditembak mati di tengah Mogadishu pada Rabu (23/7/2014) oleh kelompok bersenjata Islam yang memblokir mobilnya dan menghujaninya dengan peluru.

Saado Ali Warsame adalah salah satu dari kurang dari 30 perempuan anggota parlemen dari total 275-kursi parlemen, kata seorang anggota parlemen.

Diyakini dia berusia 70-an, ia terkenal karena lagu-lagu yang membuat dia di penjara ketika dia menantang mantan diktator Siad Barre sebelum ia digulingkan pada tahun 1991 dan Somalia terjun ke dalam konflik.

Penyerang dari kelompok Islam al-Shabaab, yang telah melancarkan serangkaian serangan selama bulan puasa Ramadhan, mengakui pembunuhan itu.

"Kami berada di belakang pembunuhan anggota parlemen Saado Ali Warsame dan kita akan menghilangkan mereka satu per satu", kata Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara al-Shabaab untuk operasi militer, kepada Reuters.

Ia mengatakan kelompok itu menargetkan anggota parlemen karena mereka telah mendukung "invasi musuh," referensi terutama diarahkan pada pasukan Uni Afrika yang memerangi kelompok Islam dan tetap menjadi tulang punggung keamanan di negara yang diperangi.

Legislator Dahir Amin Jesow mengatakan bahwa bersama Warsame serangan itu juga membunuh "petugas lain untuk parlemen."

Warsame terus bernyanyi lama setelah jatuhnya Barre, terutama memberikan aksi yang populer pada tahun 2009 di Djibouti ketika ia bernyanyi tentang bangsa yang penuh gejolak dan terkoyak dan juga bernyanyi tentang bagaimana senjata lebih dipilih dibanding debat.

Al-Shabaab dengan interpretasi syariah Islam yang ketat masih mengendalikan Mogadishu pada waktu itu dan melarang setiap konser umum. Kelompok ini akhirnya dikeluarkan dari ibukota pada tahun 2011 tetapi masih sering melakukan penembakan dan pemboman.

Kelompok Islamis telah mengadakan serangkaian serangan di ibukota selama bulan Ramadhan, ketika umat Islam berpuasa dari sejak matahari terbit sampai matahari terbenam.

Dalam salah satu serangan yang paling berani, militan al-Shabaab menyerang kompleks presiden pada 8 Juli, meskipun Presiden Hassan Sheikh Mohamud tidak ada pada saat itu.

Sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top