wartaperang - Israel melanjutkan serangan udara di Jalur Gaza pada hari Selasa (15/7/2014) setelah sebelumnya menyetujui kesepakatan gencatan senjata usulan Mesir yang gagal untuk membuat militan Hamas menghentikan serangan roket.

Konflik yang sudah berlanjut selama seminggu tampaknya berada di titik balik, dimana Hamas menentang seruan Arab dan Barat untuk gencatan senjata dan Israel mengancam akan meningkatkan serangan yang bisa mencakup suatu invasi terhadap kantong padat penduduk yang dihuni 1,8 juta orang.

Berdasarkan cetak biru yang diumumkan oleh Mesir - semua kelompok militer termasuk Hamas yang berada di Gaza untuk bisa menghentikan permusuhan dimulai pukul 9 pagi (06:00 GMT), dengan gencatan senjata berlangsung selama 12 jam.

Sayap bersenjata Hamas, Izz el-Deen al-Qassam, menolak kesepakatan gencatan senjata, sebuah proposal yang diumumkan hanya mencatumkan hal-hal umum dari beberapa tuntutan utamanya dan ada pernyataan yang mengatakan pertempuran dengan Israel akan "meningkatkan keganasan dan intensitas".

Tapi Moussa Abu Marzouk, seorang pejabat politik Hamas yang berada di Kairo, mengatakan, Hamas - yang mencari kesepakatan untuk mengurangi pembatasan terhadap perbatasan Mesir dan blokade Israel yang mencekik perekonomian Gaza - tidak memberikan jawaban atas usulan dari Kairo.

Militer Israel mengatakan bahwa sejak kesepakatan gencatan senjata itu telah diberlakukan, Hamas telah menembakkan 123 roket ke Israel, satu roket membunuh seorang warga sipil - korban tewas pertama Israel dalam pertempuran.

Seorang warga sipil Palestina tewas dalam serangan udara di Khan Younis, meningkatkan jumlah korban tewas di Jalur Gaza dalam delapan hari pertempuran menjadi 188 orang, diantara mereka adalah 150 warga sipil yang terdiri dari 31 anak-anak, menurut petugas medis Gaza.

Sistem Iron Dome anti-rudal Israel mencegat 20 dari roket Hamas, termasuk dua di atas daerah Tel Aviv, dan sisanya tidak menimbulkan kerusakan atau korban.

Hamas dan Jihad Islam mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap ibukota Israel, yang telah sering menjadi sasaran sejak perang dimulai, serta untuk roket yang menewaskan orang Israel di sepanjang perbatasan.

Enam jam setelah pelaksanaan gencatan senjata itu telah dimulai, roket dari Gaza terus ditembakan yang akhirnya Israel melanjutkan serangan di Gaza. Militer mengatakan mereka setidaknya menargetkan 20 peluncur roket Hamas yang tersembunyi, terowongan dan fasilitas penyimpanan senjata.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam pidatonya yang disiarkan pada Selasa bahwa Israel tidak punya pilihan selain "memperluas dan mengintensifkan" kampanye pada Hamas, meskipun ia tidak secara khusus menyebutkan kemungkinan serangan darat.

Iron Dome telah menembak jatuh roket-roket yang diperkirakan akan menghantam tempat-tempat strategis di kota-kota Israel, tapi salvo roket ini telah membuat pengungsian ke penampungan menjadi rutinitas sehari-hari untuk ratusan ribu orang di seluruh negeri.

KERRY Mengutuk Serngan Roket Hamas

Sirene terdengar pada Selasa di daerah sampai dengan 130 km (80 mil) utara dari Jalur Gaza.

Berbicara di Wina, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mendukung Israel, "Saya tidak bisa mengutuk cukup kuat tindakan Hamas yang begitu berani menembakkan roket, dalam jumlah banyak, dihadapan sebuah niat baik untuk gencatan senjata".

Netanyahu, dimana kabinet keamanannya mendapatkan voting 6-2 pada Selasa untuk menerima gencatan senjata, telah memperingatkan bahwa Israel akan merespon kuat jika roket terus ditembakkan.

Dia mengatakan kemungkinan dari "dukungan penuh dari anggota yang bertanggung jawab dari masyarakat internasional" untuk setiap intensifikasi serangan Israel dalam menanggapi respon Hamas terhadap gencatan senjata.

Sebelumnya, Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas di Gaza, mengatakan bahwa tuntutan dari mereka harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum mereka meletakkan senjata.

Kelompok militan Palestina lainnya - Jihad Islam, Front Populer untuk Pembebasan Palestina dan Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina - juga mengatakan mereka belum menyetujui tawaran Mesir.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang mencapai kesepakatan dengan Hamas pada bulan April yang menyebabkan pembentukan pemerintah persatuan bulan lalu, menyerukan penerimaan proposal, kantor berita resmi Palestina Wafa mengatakan.

Abbas berada di Kairo pada Rabu untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Abdel Fattah al-Sisi, kata juru bicara pemimpin Palestina.

Liga Arab, pada pertemuan pada hari Senin, juga menyambut baik rencana gencatan senjata.

Serangan Darat Israel di Mungkinkan

Israel telah memobilisasi puluhan ribu tentara untuk invasi Gaza jika merasa terancam oleh tembakan roket.

"Kami masih memiliki kemungkinan melakukan invasi, di bawah otoritas kabinet, dan mengakhiri (roket)", kata Amos Gilad, seorang pejabat senior pertahanan Israel.

Berdasarkan proposal yang diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Mesir, delegasi tingkat tinggi dari Israel dan faksi-faksi Palestina akan mengadakan pembicaraan terpisah di Kairo dalam waktu 48 jam untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata dengan "tindakan membangun kepercayaan".

Para pemimpin Hamas mengatakan kesepakatan apapun harus mencakup diakhirinya blokade Israel di Gaza dan komitmen ulang untuk gencatan senjata yang dulu telah dicapai dalam perang delapan hari di 2012.

Hamas juga ingin Mesir untuk memudahkan pembatasan di Rafah dengan Gaza yang diberlakukan setelah militer menggulingkan Presiden Mohamed Mursi setahun yang lalu.

Usulan Mesir tidak menyebutkan hal apapun mengenai tuntuntan kelompok perlawanan terhadap Rafah.

Hamas telah menghadapi krisis kas dan kesulitan ekonomi di Gaza setelah Mesir melakukan penghancuran terowongan penyelundupan lintas batas antara Mesir dan Gaza. Pemerintah Mesir juga menuduh Hamas membantu militan Islam anti-pemerintah di Semenanjung Sinai Mesir, tuduhan yang disangkal kelompok Palestina.

Hamas mengatakan pihaknya juga menginginkan pelepasan ratusan aktivis yang ditangkap di Tepi Barat ketika Israel mencari tiga remaja yang hilang.

Gencatan senjata yang diusulkan juga tidak menyebutkan para tahanan ini.

Adnan Abu Amer, seorang analis politik di Gaza, mengatakan tampaknya bahwa Mesir telah sengaja memastikan bahwa inisiatif mereka sama sekali tidak memasukkan tuntutan Hamas, dalam upaya upaya untuk membuat Hamas seperti menolak gencatan senjata.

"Mesir berdiri di samping Israel, seolah-olah mereka mencoba untuk menghukum Hamas dan memberikan beberapa waktu kepada Israel untuk melakukan kampanye militernya",  katanya.

sumber: za
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top