wartaperang - Kelompok jihadis Negara Islam menguasai sebagian besar dari kota timur Suriah Deir Ezzor dari tangan pemberontak saingan, Senin (14/7/2014), disaat kemajuan juga diraih oleh IS di negara tetangga Irak, kata seorang goup monitoring.

Kelompok pemberontak saingan yang memerangi Presiden Bashar al-Assad maupun melawan IS menyerah dan bergabung dengan IS atau melarikan diri dari kota strategis di lembah Efrat, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan

Pasukan Assad tetap mengendalikan bagian lain dari kota, ibukota provinsi dan hub pra-perang dari industri minyak negara itu.

Menurut Observatorium berbasis di Inggris, yang bergantung pada jaringan aktivis dan petugas medis di lapangan, jihadis IS sekarang mengendalikan "95 sampai 98 persen dari provinsi Deir Ezzor".

Hanya setengah rezim yang dikendalikan dari kota Deir Ezzor, beberapa desa dan bandara militer tetap di luar kendali IS.

Observatory mengatakan bahwa saingan dari IS, termasuk pejuang Al-Qaeda Suriah afiliasi Al-Nusra Front, kehilangan kendali setelah negosiasi gagal dengan para jihadis yang bulan lalu mengumumkan "khalifah" yang mengangkangi Suriah dan Irak.

"Para pejuang dari Al-Nusra Front dan gerakan pemberontak Islam Ahrar al-Sham menarik diri dari pangkalan mereka di kota, sementara yang lain berjanji kesetiaan mereka kepada IS", kata Observatorium.

"IS membunuh kepala Al-Nusra Front di Deir Ezzor dan mengibarkan bendera mereka di kota", katanya menambahkan.

Juru bicara pemberontak untuk Deir Ezzor mengkonfirmasi laporan, menyalahkan kurangnya dukungan dari para pendukung internasional terhadap oposisi anti-Assad.

Berbicara kepada AFP melalui internet, Omar Abu Leyla mengatakan: "penarikan adalah akibat dari tidak adanya dukungan keuangan formal (untuk pemberontak) baik dari oposisi dalam pengasingan atau dari masyarakat internasional".

IS merebut pasokan besar senjata dan uang di kota kedua Irak Mosul bulan lalu dalam serangan kilat yang merebut balutan wilayah utara dan barat Baghdad.

Keuntungan di Irak memberikan kekuatan bagi IS dalam perebutan kekuasaan di wilayah yang dikuasai pemberontak Suriah timur dan utara di mana mereka telah memerangi IS dari sejak Januari.

Abu Leyla menambahkan, "IS tidak memiliki kekurangan senjata, amunisi atau pejuang, dan pertempuran menjadi benar-benar asimetris, terutama setelah sebelumnya menguasai Mosul dan mendapatkan rampasan perang berupa senjata berat".

Dia memarahi para pendukung oposisi internasional karena gagal untuk mempersenjatai pemberontak Deir Ezzor secara memadai dan berkata, "Kami memperingatkan dunia, termasuk kekuatan regional, dari bahaya yang ditimbulkan oleh kelompok teroris ini (IS)".

sumber: ZA
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top