wartaperang - Korban tewas Palestina dari serangan Israel yang menghancurkan di Jalur Gaza mencapai 320 orang lebih ketika upaya internasional sedang berusaha untuk menengahi gencatan senjata antara negara Yahudi dan militan Hamas.

Israel juga menderita kerugian terbesar sejak permusuhan antara kedua belah pihak meletus lebih dari dua minggu lalu, mengumumkan bahwa dua dari tentaranya tewas oleh militan yang melanggar perbatasan negara itu.

Sebuah pernyataan militer mengatakan dua tewas dalam bentrokan dengan sejumlah militan yang menyusup ke Israel melalui terowongan dari Gaza. Sebelumnya, Hamas mengatakan para pejuangnya telah menggunakan satu terowongan untuk masuk ke Israel, menimbulkan korban.

Sabtu adalah hari kedua serangan darat yang dilakukan Israel ke Jalur Gaza, termasuk upaya untuk menghancurkan bantalan peluncuran roket serta terowongan yang digunakan oleh Hamas, kantor berita Reuters melaporkan.

Reuters mengutip juru bicara militer Letnan. Kolonel Peter Lerner mengatakan bahwa telah ditemukan 13 terowongan, setidaknya salah satu dari mereka mempunyai kedalaman 30 meter, dan 95 peluncur roket ditemukan dan dihancurkan dalam penyerbuan di Gaza.

Pencarian terus dilakukan untuk apa yang ia sebut sebagai misi terbuka yang "sangat menghambat kemampuan Hamas".

Israel mengirim pasukan darat pada hari Kamis setelah 10 hari serangan udara dan angkatan laut gagal untuk menghentikan serangan roket dari Gaza.

Reuters mengutip pejabat Gaza mengatakan bahwa setidaknya 325 warga Palestina, termasuk 70 anak-anak, telah tewas dalam konflik 12 hari. Korban tewas pada hari Sabtu adalah 33 orang yang sebagian besar dari warga sipil.

Palestina juga meluncurkan sedikitnya 18 roket ke Israel pada hari Sabtu, menewaskan seorang pria dan melukai empat orang, termasuk dua anak, di sebuah desa Arab Badui selatan, kata polisi.

Setidaknya empat warga Israel telah tewas sejak kekerasan dimulai.

Tidak Ada Gencatan Senjata

Mesir tidak memiliki rencana untuk merevisi usulan gencatan senjata, yang telah ditolak oleh HAMAS, menteri luar negeri mengatakan di Kairo, Sabtu.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon merencanakan untuk melakukan perjalanan ke Israel dan wilayah Palestina akhir pekan ini. Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga mencari jalan untuk mengamankan gencatan senjata dan dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke Qataruntuk bertemu dengan emir negara Teluk ini.

Tidak jelas apakah ia juga akan bertemu pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, yang tinggal di pengasingan di Qatar.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius menegaskan pada hari Sabtu bahwa "prioritas mutlak" negaranya adalah untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza, mengatakan inisiatif Mesir untuk gencatan senjata akan mendapatkan dukungan internasional.

Pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Yordania itu, Nasser Judeh, Fabius mengatakan tur regionalnya berusaha membantu "mematahkan lingkaran kekerasan dan melindungi penduduk sipil sebanyak mungkin" di Gaza, di mana pemboman Israel telah menewaskan lebih dari 330 Palestina.

"Jumlah korban manusia sudah berat dan saya ulangi di sini di Amman, prioritas mutlak kami harus gencatan senjata," katanya kepada wartawan.

"Inisiatif Mesir tetap di atas meja dan tujuannya adalah gencatan senjata. Jordan, Perancis dan negara-negara lain mendukung inisiatif ini".

Rencana gencatan senjata, dimana Mesir telah mengusulkan Selasa lalu, menyerukan gencatan senjata dilanjutkan dengan negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas.

Tapi Hamas menolak rencana tersebut, bersikeras agar tuntutan utama seperti jaminan untuk mengangkat blokade di perbatasan Gaza harus dijalankan sebelum menghentikan serangan roket tersebut.

"Inisiatif ini telah banyak didukung oleh masyarakat internasional dan negara-negara Arab", kata Fabius.

"Jadi sekarang kita perlu memastikan bahwa pihak yang menolak itu menerima rencana ini untuk menghindari kehilangan nyawa lebih manusiawi", tambahnya, menjelaskan jumlah korban di Gaza sebagai "sangat tragis".

Fabius tiba di Amman dari Kairo dimana dia menyerukan tindakan mendesak segera untuk gencatan senjata, menyusul pembicaraan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, yang menggalang dukungan internasional atas usulan gencatan senjata Kairo dan sementara mengisolasi Hamas.

Menteri luar negeri mengatakan ia akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu malam, setelah singgah di Amman.

"Semua negara yang terlibat dalam upaya untuk menghentikan pertumpahan darah di Gaza mendukung inisiatif gencatan senjata, yang berusaha untuk mengakhiri kekerasan dan melindungi warga sipil", kata Judeh, yang negaranya memiliki perjanjian perdamaian dengan Israel 1994.

Judeh pada hari Jumat mengecam "agresi brutal dan barbar di Gaza serta penargetan warga sipil yang menyebabkan kematian lebih banyak martir" oleh Israel, kantor berita milik pemerintah Petra mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Italia Federica Mogherini pada pertemuan tersebut.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top