wartaperang - Militan dari kelompok jihad radikal Negara Islam Irak dan Suriah telah membakar sebuah gereja berumur 1.800 tahun di kota terbesar kedua Irak Mosul, foto dirilis Sabtu (19/7/2014).

Pembakaran gereja adalah yang terbaru dalam serangkaian perusakan harta benda Kristen di Mosul, yang direbut oleh gerilyawan bulan lalu, bersama dengan sejumlah lain wilayah Irak lainnya.

Sebuah video yang diposting di YouTube 9 Juli menunjukkan makam dihancurkan dengan palu godam dimana para pejabat pemerintah mengatakan situs itu adalah "hampir pasti" makam nabi Yunus yang sesuai dengan Alkitab.

Sebelumnya, orang-orang Kristen di Mosul melarikan diri dari kota secara massal sebelum batas waktu Sabtu dikeluarkan oleh Negara Islam bagi mereka untuk masuk Islam, membayar pajak, meninggalkan rumah mereka atau dibunuh.

Al Arabiya koresponden di Irak Majid Hamid mengatakan tenggat waktu yang ditetapkan oleh kelompok jihad adalah 12:00 waktu Irak (10:00 GMT). Hamid melaporkan bahwa banyak orang Kristen meninggalkan kota pada hari Jumat. Tidak jelas jika ada yang tetap setelah batas waktu tersebut.

Patriark Louis Sako mengatakan kepada AFP, Jumat, "keluarga Kristen sedang dalam perjalanan mereka ke Dohuk dan Arbil", sebuah wilayah di daerah otonom Kurdistan. "Untuk pertama kalinya dalam sejarah Irak, Mosul sekarang kosong dari Kristen", katanya.

Saksi mata mengatakan pesan yang mengatakan orang Kristen untuk meninggalkan kota pada hari Sabtu meraung melalui pengeras suara dari masjid kota Jumat.

Sebuah pernyataan muncul minggu lalu dan konon dikeluarkan oleh ISIS yang mengambil alih kota memperingatkan orang-orang Kristen di Mosul, mereka harus masuk Islam, membayar pajak khusus, meninggalkan tempat mereka atau menghadapi kematian.

Irak adalah rumah bagi diperkirakan 1 juta orang Kristen sebelum invasi 2003 pimpinan AS menggulingkan mantan Presiden Saddam Hussein. Sejak itu, militan telah sering menjadikan sasaran orang-orang Kristen di seluruh negeri, pemboman gereja-gereja mereka dan membunuh pendeta. Di bawah tekanan tersebut, banyak orang Kristen telah meninggalkan negara itu. Pejabat Gereja sekarang menempatkan masyarakat di sekitar 450.000 orang.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top