wartaperang - Pihak berwenang Turki pada hari Senin (21/7/2014) memberlakukan jam malam di kota tenggara Hakkari setelah bentrokan yang disebabkan pada perseteruan antara dua keluarga Kurdi dan menyebabkan satu orang tewas.

Pertengkaran antara klan Pinyanisi dan Ertosi berubah menjadi kekerasan pada hari Minggu setelah ratusan orang terlibat, saling serang dengan pisau dan batu di jalan-jalan kota yang berpenghuni sebanyak 80.000 orang dan terletak di dekat perbatasan dengan Iran dan Irak, kata laporan media.

Mustafa Er, seorang ayah 49 tahun dari sembilan anak, tewas dalam baku tembak berikutnya sementara tiga orang dari keluarganya terluka, kantor berita Dogan melaporkan.

Kantor Gubernur Hakkari mengumumkan jam malam terbuka setelah pasukan keamanan - yang menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa - gagal untuk menghentikan kekerasan.

Pada Senin sore, jam malam masih diberlakukan dan pihak berwenang mengatakan akan tetap memberlakukannya sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Rekaman video menunjukkan keluarga dengan anak-anak berlarian untuk berlindung di toko-toko dan restoran yang beberapa di antaranya rusak akibat bentrokan.

Puluhan tentara paramiliter dikerahkan di kota untuk mencegah pembalasan dan semua bangunan publik ditutup, Dogan menambahkan.

Permusuhan Klan sering terjadi di Turki bagian tenggara yang dihuni mayoritas oleh warga Kurdi, di mana senjata secara tradisional dilihat sebagai cara yang sah untuk menyelesaikan sengketa dan menjaga kehormatan.

Dalam insiden paling berdarah dalam beberapa tahun terakhir, 44 orang tewas pernah tewas dimana enam di antaranya anak-anak dan 17 wanita. Kejadian itu terjadi di provinsi Mardin pada tahun 2009 ketika orang-orang dari satu keluarga menyerang sebuah pesta pernikahan di mana keluarga keluarga lain telah berkumpul.

Klan di tenggara tidak hanya mencakup kerabat dekat, namun beberapa diperkirakan memiliki ratusan ribu anggota.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top