wartaperang - Sembilan puluh persen dari pesawat yang diparkir di Bandara Internasional Libya Tripoli telah hancur setelah serangan yang dilakukan oleh kelompok militan riva terhadap bandara tersebut, demikian menurut juru bicara pemerintah Ahmed Lamine, Selasa (15/7/2014).

"Pemerintah telah mempelajari kemungkinan untuk meminta pasukan internasional untuk meningkatkan keamanan", katanya kepada wartawan, menurut kantor berita Reuters.

Hal itu tidak segera jelas berapa banyak pesawat yang hancur, tetapi bandara ini berfungsi sebagai hub utama untuk beberapa operator Libya.

PBB mengatakan pada hari Senin telah menarik stafnya dari Libya untuk sementara karena memburuknya keamanan setelah milisi saingan berebut Bandara Internasional Tripoli dan pasukan dari sang jenderal pemberontak terus memerangi milisi Islam di kota timur Benghazi.

Tripoli telah mengalami kondisi terburuk kekerasan sejak penggulingan diktator lama Muammar Qaddafi pada tahun 2011, dimana milisi-milisi saling bersaing untuk mengendalikan bandaranya.

Pada hari Senin, bandara internasional ibukota ini dihantam oleh salvo roket.

"Puluhan roket ditembakkan ke bandara", kata al-Jilani al-Dahech, seorang pejabat keamanan di lokasi kejadian, kepada Agence France Presse, sementara sumber lain mengatakan beberapa pesawat mendapatkan hantaman langsung dari roket-roket tersebut.

Beberapa roket Grad menghantam bandara dan merusak menara kontrol, kantor berita Reuters mengutip seorang pejabat Libya mengatakan.

Seorang wartawan Reuters di bandara mendengar bunyi senjata anti-pesawat dan senjata berat lainnya. Milisi lawan dari kelompok yang telah menguasai bandara ini sebelumnya telah berjuang untuk merebut bandara sejak Minggu.

Juga hari Senin, semua penerbangan ke dan dari bandara Misrata di barat negara itu dihentikan.

Sebuah sumber bandara di ibukota mengatakan kepada AFP keputusan untuk menutup bandara di kota ketiga Misrata diambil karena "alasan teknis."

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top