wartaperang - PBB mengatakan pada hari Senin (14/7/2014) telah menarik stafnya dari Libya untuk sementara karena memburuknya keamanan setelah dua milisi berebut Bandara Internasional Tripoli dan disisi lain pasukan yang dipimpin jenderal pemberontak terus memerangi milisi Islam di kota timur Benghazi.

The United Nations Support Mission di Libya mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs resminya bahwa mereka telah mengurangi staf di negara itu selama seminggu terakhir.

Ia menambahkan bahwa pertempuran pada hari Minggu dan penutupan bandara telah menyebabkan dia untuk menarik staf nya.

"Ini adalah tindakan sementara. Staf akan kembali secepatnya setelah kondisi keamanan memungkinkan. PBB, yang turun setelah rakyat Libya berhasil dalam revolusi mereka pada tahun 2011, tidak akan meninggalkan mereka karena mereka berusaha untuk membangun sebuah negara demokrasi", kata pernyataan itu.

"PBB berharap untuk terus bekerja dengan mitra Libya dan berharap untuk kembali ke Tripoli secepat mungkin", tambahnya.

Tripoli telah mengalami sebuah insiden kekerasan terburuk sejak penggulingan diktator lama Muammar Qaddafi pada tahun 2011, dimana milisi saingan berjuang untuk mengendalikan bandaranya.

Pada hari Senin, bandara internasional ibukota Libya tersebut dihantam oleh salvo roket.

"Puluhan roket ditembakkan ke bandara", Al-Jilani al-Dahech, seorang pejabat keamanan di lokasi kejadian mengatakan kepada AFP, sementara sumber lain mengatakan pesawat terkena hantaman langsung.

Beberapa roket Grad menghantam bandara dan merusak menara kontrol, demikian kata seorang pejabat Libya.

Seorang wartawan Reuters di bandara mendengar bunyi senjata anti-pesawat dan senjata berat lainnya. Milisi Rival telah berjuang untuk mengendalikan bandara sejak Minggu.

Juga hari Senin, semua penerbangan ke dan dari bandara Misrata di barat negara itu telah dihentikan.

Sebuah sumber bandara di ibukota mengatakan kepada Agence France Presse keputusan untuk menutup bandara di kota ketiga Misrata diambil karena "alasan teknis."

"Pusat untuk seluruh wilayah barat adalah di bandara Tripoli, dan semua mengikuti penutupannya, bandara Misrata juga harus tutup", kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim.

Bandara internasional Tripoli ditutup selama tiga hari pada hari Minggu setelah milisi anti-Islam Zintan yang mengontrol bandara tersebut diserang, kata para pejabat bandara.

Setidaknya enam orang tewas dalam pertempuran hebat, kata seorang pejabat kementerian kesehatan.

"Libya kini praktis terputus dari dunia luar", kata sumber bandara, menambahkan bahwa penutupan tiga hari dari bandara Tripoli dapat diperpanjang.

Sekarang ada dua bandara lainnya yang beroperasi, di Bayda dan Tobruk di timur, kata sumber itu.

Pada hari Senin, peperangan yang terjadi disana menyebar ke rumah sakit al-Jalaa tengah, menewaskan sedikitnya empat orang dan 30 luka-luka, menurut seorang pejabat medis di Benghazi Medical Center.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top