Courtesy Zaman al-Wasl
wartaperang - Sebuah sumber militer memberi nama kepada Zaman al-Wasl pilot-pilot dari tentara rezim yang melakukan pembantaian di Deir al-Asafir, timur dari Damaskus, sepuluh hari lalu, yang membuat 32 orang tewas, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Perwira tentara, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan para pelaku pembantaian adalah kolonel Ali al-Jardi dari Salamiyeh, kolonel Arkan Abdul Kareen 'Aliya dari Latakia, kolonel Rami Qanbar Suliyman dari Sheikh Sa'id, Riyad Mohamed dari Latakia, dan pilot Iyhab Suliyman.

Pilot-pilot ini bertugas di bandara 17 brigade skuadron 697 dengan mig-23. Menuurut sumber militer, mereka diposisikan disana karena alasan militer. Merekan ditempatkan di antara bandara al-Seen dan Dumeir sejak 2013.

Para pilot melakukan pembantaian Deir al-Asafir dengan dua serangan udara pada hari Jumat. Empat pesawat melakukan gelombang pertama serangan berturut-turut dengan jeda hanya 5 menit di antara masing-masing serangan dan gelombang kedua dari empat pesawat tempur menghantam dalam serangan kedua dengan 4 bom ledak tinggi.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sembilan wanita dan 12 anak-anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam pembantaian itu dan korban tewas mencapai 32 orang.

Timur Ghouta dibebaskan oleh pasukan pemberontak sejak pecahnya revolusi Suriah di mana Deir al-Asafir terletak. Daerah ini dikontrol oleh faksi-faksi yang berbeda termasuk Jaish al-Islam yang mematuhi gencatan senjata. Pasukan rezim telah mencoba untuk mengepung Deir al-Asafir dimana itu adalah rumah untuk 2.700 keluarga.

Sumber itu menggambarkan skuadron sebagai salah satu skuadron paling kriminal di Suriah dan khususnya di Timur dan Barat Ghouta Damaskus. Para anggota skuadron ini dikerahkan oleh kepemimpinan angkatan udara rezim Suriah untuk membombardir pinggiran Timur dan Barat Ghouta karena pilot secara psikologis mampu membombardir daerah penduduk sipil. Pilot dihargai dengan hadiah uang besar untuk melakukan pembantaian dan karenanya mereka bersaing untuk melakukan pembantaian.

Sumber tersebut menekankan pilot melakukan sebagian besar pembantaian. Dahulu mereka pula yang melakukan pembantaian di pasar Douma pada 12 Agustus 2015 dan pembantaian lainnya di Timur Ghouta.

sumber: ZA

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top