wartaperang - Tiga orang terluka pada hari Sabtu ketika sebuah bom meledak di dekat halte bus di kota Istanbul Turki, kantor berita Dogan melaporkan.

Ledakan itu meledak di distrik sibuk Mecidiyekoy di sisi wilayah Eropa dari kota. Tiga orang yang terluka dirawat di rumah sakit namun dikatakan ketiga orang itu hanya menderita luka ringan saja, demikian kata laporan itu.

Polisi memberlakukan penjagaan keamanan di sekitar wilayah dan helikopter melayang di atas tempat kejadian, katanya. Tidak ada indikasi siapa yang mungkin berada di balik ledakan itu.

Insiden itu terjadi di kota terbesar di Turki dan menyebabkan petugas keamaan dalam kewaspadaan tertinggi setelah serentetan serangan mematikan di negara di tahun ini yang dipersalahkan pada gerilyawan Kurdi.

Sebelumnya kedutaan besar AS telah memperingatkan ada ancaman yang nyata dari serangan ke daerah-daerah wisata di Istanbul dan resor Antalya.

Pembom bunuh diri yang pihak berwenang mengatakan terkait dengan militan Negara Islam telah dua kali melancarkan serangan mematikan di Istanbul tahun ini dengan menargetkan orang asing.

Kehadiran petugas keamanan juga semakin meningkat untuk mengantisipasi ancaman di kota yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah para pemimpin Muslim dari seluruh dunia untuk KTT dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pekan depan.

Bom ini membuat suara yang sangat keras, menyebabkan rasa takut dan panik tapi kerusakan atau cedera serius jarang terjadi.

Dalam waktu bersamaan, Kerry melakukan kunjungan mengejutkan ke Afganistan sebagai bentuk dukungannya terhadap pasukan koalisi disana. Saat ini Afganistan mengalami peningkatan serangan dari Taliban yang sangat tinggi dibanding beberapa dekade terakhir.

Taliban sendiri saat ini masih terpecah dalam dua kelompok yaitu kelompok yang sedikit moderate yang menginginkan perdamaian dengan Afganistan dan kelompok garis keras yang menentang kepemimpinan Taliban sekarang karena merasa telah dibohongi selama beberapa tahun atas meninggalnya pemimpin taliban Mullah Ummar.
Kelompok garis keras menuduh kepemimpinan sekarang menjalin hubungan erat dengan intelejen pemerintah Pakistan.

sumber: Al-Arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top