wartaperang - Turki telah mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk menyebarkan peluncur ringan Amerika beruba beberapa roket di perbatasan dengan Suriah untuk memerangi Negara Islam (ISIS/IS), demikian menurut kementerian luar negeri Turki.

"High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) akan ditempatkan di perbatasan Turki di bulan Mei sebagai bagian dari kesepakatan dengan Washington," Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Selasa.

virtual office di jakarta .adv - "Sistem ini dibawa kedalam negara kita sehingga kita akan dapat mencapai target Daesh lebih efektif," katanya kepada surat kabar Haberturk, menggunakan akronim untuk ISIS.

Turki, anggota dari koalisi pimpinan Amerika Serikat terhadap Negara Islam, telah meningkatkan serangan di Suriah setelah serangkaian serangan mematikan di wilayahnya dan menyalahkan para ekstremis Negara Islam sebagai pelakunya.

Ankara juga memungkinkan jet Amerika Serikat untuk menggunakan pangkalan udara di selatan Turki untuk digunakan sebagai basis pemboman udara pada kelompok ekstremis Negara Islam.

Dalam beberapa pekan terakhir, kota perbatasan Turki, Kilis, telah diserang oleh banyak dari roket yang ditembakkan melintasi perbatasan dari wilayah Suriah yang dikuasai oleh Negara Islam, mendorong tentara untuk merespon dengan tembakan artileri howitzer.

Cavusoglu mengatakan HIMARS akan memungkinkan Turki untuk memukul target ISIS dalam kisaran 90-kilometer (56 mil), sedangkan artileri Turki memiliki jangkauan yang lebih terbatas yaitu hanya 40 kilometer.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan kontrol dari apa yang disebut Manbij Gap, rute jalan tikus di perbatasan yang disukai oleh Negara Islam untuk menyelundupkan ekstremis ke dalam Suriah.

Turki ingin mendirikan zona aman dalam bentangan 98 kilometer antara Manbij dan perbatasan di mana pengungsi Suriah berlindung, kata menteri luar negeri.
Ankara telah lama ditekan untuk penciptaan zona aman di negara yang dilanda perang. Kanselir Jerman Angela Merkel akhir pekan ini mengatakan tentang pentingnya zona aman ini untuk segera terwujud di Suriah.

Tapi Washington secara teratur menentang gagasan itu, mengatakan bila wilayah itu akan memerlukan zona larangan terbang, sesuatu yang bisa menimbulkan konflik dengan pesawat Rusia yang terbang di atas Suriah.

"Sebagai masalah praktis, sayangnya, sangat sulit untuk melihat bagaimana hal itu akan beroperasi dimana kita pada dasarnya bersedia militer mengambil alih sebagian besar dari negara itu," kata Presiden AS Barack Obama selama kunjungan ke Jerman pada akhir pekan.

sumber: al-arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top