wartaperang - Pasukan paramiliter Pakistan menewaskan sedikitnya 34 militan separatis setelah tiga hari pertempuran sengit di wilayah bergolak provinsi Balochistan baratdaya, kata para pejabat Sabtu.

Bentrokan itu terjadi di distrik Kalat setelah pihak berwenang diberi informasi intelijen tentang keberadaan militan di daerah tersebut.

"Pasukan keamanan telah menewaskan 34 teroris setelah tiga hari pertempuran di daerah Johan dari Kalat," demikian menurut Kementrian Dalam Negeri Balochistan Sarfaraz Bugti dalam konferensi pers di Quetta, ibukota provinsi.

Seorang tentara paramiliter "mendapatkan kesyahidan" selama pertempuran, kata menteri, menambahkan bahwa pihak berwenang menyita senjata, amunisi, mata uang Pakistan, emas batangan, dan perangkat komunikasi dari pertempuran sengit ini.

Bugti mengatakan bahwa seorang komandan militan terkemuka Abdul Nabi Bungalzai, yang pada tahun 2011 berencana melakukan pembunuhan kepada hakim pengadilan tinggi Mir Mohammad Nawaz Marri, juga di antara yang tewas.

Para militan adalah anggota kelompok pemberontak United Baloch Army, yang telah dikaitkan dengan insiden kekerasan etnis, penculikan untuk tebusan dan serangan terhadap pasukan keamanan dan instalasi pemerintah, kata Bugti.

Pejabat keamanan setempat mengkonfirmasi operasi dan korban.

Dalam insiden terpisah, orang-orang bersenjata membunuh enam anggota keluarga setelah mereka menyerbu ke dalam rumah mereka di distrik Panjgoor pada Sabtu, pejabat pemerintah setempat Mujibur Qambrani mengatakan kepada AFP.

Qambrani mengatakan bahwa latar belakang dan detail kejadian belum jelas mengapa keluarga tersebut ditargetkan dan menambahkan bahwa penyelidikan telah diluncurkan.

Dan di Quetta, seorang polisi tewas pada hari Sabtu setelah orang-orang bersenjata dengan sepeda motor menembaki kendaraan patrolinya, demikian menurut Bugti kepada AFP.

Balochistan, provinsi terbesar namun kurang berkembang dan paling jarang penduduknya di Pakistan, telah rusak selama puluhan tahun oleh pemberontakan separatis yang dihidupkan kembali pada tahun 2004.

Separatis percaya bahwa penduduk setempat tidak menerima bagian yang adil dari kekayaan energi dan mineral provinsi, sementara kelompok-kelompok hak asasi menuduh pemerintah melakukan penahanan ekstra yudisial dan pembunuhan aktivis.

Provinsi ini juga dirusak oleh ekstrimis agama, bandit dan kekerasan sektarian antara Muslim Sunni dan Syiah.

sumber: al-arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top