credit: reuters
wartaperang - Situasi yang sudah bermusuhan di selatan kamp-kamp pengungsi Palestina di Lebanon memburuk pada hari Selasa ketika seorang pemimpin politik senior Palestina dibunuh. Jenderal Fathi Zeidan tewas seketika, bersama dengan tiga orang lainnya, ketika sebuah bom yang telah ditempatkan di mobilnya meledak di kamp pengungsi Ain al-Hilweh, kata para pejabat keamanan Lebanon.

Zeidan adalah kepala keamanan di tetangga Mieh Mieh untuk Fatah, faksi Palestina populer yang beroperasi di dalam banyak kamp-kamp pengungsi Palestina di Lebanon. Perangkat peledak, yang beratnya sekitar 1 kilo (sekitar 2 pon), telah ditempatkan di bawah kursi pengemudi dan meledak setelah Zeidan meninggalkan pertemuan keamanan, demikian menurut Daily Star.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab, tetapi anggota politik Fatah ini baru-baru ini telah ditargetkan oleh beberapa kelompok militan dominan di kamp. Pembunuhan pada hari Selasa bisa memicu gelombang besar konflik di kamp-kamp pengungsi di Lebanon.

Kepala Pasukan Keamanan Nasional Palestina di Lebanon, Jenderal Sobhi Abu Arab, menggambarkan insiden tersebut sebagai "karya kriminal yang berusaha untuk memicu situasi di Ain al-Hilweh."

Sekitar 450.000 warga Palestina tinggal di 12 permukiman pengungsi Palestina di Lebanon, lebih dari 10 persen di antaranya melarikan diri dari kamp serupa di Suriah sejak awal konflik di tahun 2011. Pihak berwenang Libanon dilarang memasuki kamp, sesuai dengan kesepakatan pada tahun 1969 yang bernama Kairo Accord, sehingga sebagian besar kamp dikendalikan oleh faksi Palestina populer dan kelompok non-negara lainnya.

Kamp pengungsi Ain el-Hilweh dipandang sebagai yang paling keras dari 12 kamp yang ada. Fatah adalah partai yang berkuasa dan dominan di pemukiman ini, tetapi kamp ini juga rumah bagi 16 fraksi lain, termasuk kelompok militan al-Qaeda Jund al-Sham.

Pada bulan Januari, Fatah mengumumkan kampanye untuk menghapus semua kelompok militan, termasuk Jund al-Sham, dari Ain el-Hilweh untuk mengamankan dan menegaskan kontrol lebih besar atas pemukiman. Tindakan keras itu muncul setelah pemimpin kelompok itu, Kolonel Talal a-Ourdouni, ditembak di kamp pada bulan Juli lalu.

sumber: ibtimes

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top