wartaperang - Calon presiden dari Partai Liberal (LP) Manuel "Mar" II Roxas pada hari Selasa mendesak Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) untuk membantu dalam upaya melawan Abu Sayyaf menyusul pemenggalan korban penculikan dari Kanada John Ridsdel.

virtual office di jakarta .adv - Roxas mengatakan pada MNLF, MILF dan pemangku kepentingan lainnya harus menunjukkan bahwa terorisme tidak memiliki tempat di Filipina, yang pengembangannya telah terhambat oleh kehadiran kelompok-kelompok bersenjata yang terlibat dalam penculikan dan pemboman.

"Saya menyerukan mitra kami dalam proses perdamaian, MNLF dan MILF. Ini kesempatan bagi anda untuk menunjukkan bahwa anda adalah satu dengan warga lainnya dan cinta damai Filipina, bahwa kejahatan keji seperti ini tidak memiliki tempat di negara kita," kata Roxas dalam konferensi pers.

"Tidak ada gunanya untuk ini. Tidak ada ruang untuk ini. Kita semua harus bergabung bersama terlepas dari tujuan kita, filsafat politik, keprihatinan dan advokasi. Tidak ada ruang untuk kebrutalan yang telah kita lihat dilakukan oleh Abu Sayyaf," tambahnya.

Roxas mengatakan kekuatan penuh negara dan hukum harus diterapkan untuk menangkap dan membawa para pelaku ke pengadilan.

"Terorisme adalah intimidasi dalam bentuk yang paling terburuk. Apa arti membunuh seseorang yang tidak bisa melawan kembali hanya untuk unjuk diri? Anda tidak akan mendapatkan apa-apa dari itu," demikian katanya.

"Aksi itu tidak akan membuat anda semakin kuat. Aksi itu tidak akan membuat tujuan anda tercapai. Ini hanya mengarahkan pada takut dan penaklukan, yang kita tahu adalah tujuan sejati anda. Dan kita tidak akan takut dengan itu," tambahnya.

Roxas juga bersimpati dengan keluarga dan orang yang dicintai dari Ridsdel, dan ia mengungkapkan keyakinan bahwa pihak berwenang sedang melakukan yang terbaik untuk mengejar para penculiknya.

Dia mengatakan modernisasi polisi dan militer harus terus dilakukan sementara pemerintah mengintensifkan sebuah kebijakan all out untuk pembangunan di Mindanao.

Ridsdel dan seorang warga Kanada lainnya Robert Hall bersama dengan warga Norwegia yang menjadi manajer resor Kjartan Sekkingstad dan seorang warga Filipina Maritess Flor diculik oleh sekitar 20 orang bersenjata di Ocean View Resort di Samal Island, lepas pantai Davao Oriental 21 September lalu.

Anggota Abu Sayyaf menuntut 300 juta Peso untuk masing-masing korban tetapi memberikan batas waktu 25 April untuk pembayaran tebusan atau para sandera akan dipenggal.

Saat ini politik di Filipina sedang memanas mengingat sedang memasuki masa kampanye pilpres. Semua calon presiden menggunakan isu Abu Sayyaf sebagai salah satu alat kampanye mereka. Tokoh politik lain misalnya seperti Sen. Grace Poe, juga menyuarakan agar dilakukan serangan habis-habisan kepada kelompok Abu Sayyaf - dimana kelompok ini telah mengucapkan janji setia kepada Negara Islam (ISIS/IS).

sumber: philstar

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top