Courtesy of bbc
wartaperang - Sebanyak 22 anggota dari Negara Islam (ISIS/IS) tewas pada hari Minggu dalam bentrokan dan serangan bom di provinsi barat Irak dari Anbar, demikian menurut sumber-sumber keamanan Irak.

Sementara itu, ratusan keluarga kembali ke rumah mereka di ibukota provinsi Ramadi setelah dibebaskan dari kontrol militan Negara Islam, kata sumber-sumber keamanan.

Pasukan keamanan dan paramiliter pejuang sekutut Irak dari suku Sunni ikut terlibat dalam pertempuran sengit melawan militan Negara Islam sebagai bagian dari kampanye ofensif mereka yang bertujuan untuk mengusir pasukan Negara Islam dari kota Heet, 160 km barat Baghdad, kata sumber itu kepada Xinhua pada kondisi anonimitas.

Pasukan Irak memperoleh tanah lebih dalam di kota Heet setelah mereka menguasai distrik Al-Qal'a dan Ummal, kata sumber itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai korban.

Namun, pertempuran jalanan yang sengit terus berlanjut di Heet, didukung oleh pedawat koalisi pimpinan AS dan Irak untuk membersihan sisa kabupaten dari militan Negara Islam di bagian barat kota, demikian sumber tersebut menambahkan.

Enam tentara Irak tewas dan 13 lainnya terluka dalam salah satu insiden, delapan ranjau darat meledak sementara konvoi militer sedang lewat di jalan Hamam di pusat kota Heet, menghancurkan empat kendaraan militer, kata sumber itu.

Dalam beberapa hari terakhir, pasukan telah memperlambat kemajuan mereka ke kota Heet untuk memberikan kesempatan bagi ribuan warga sipil yang terperangkap di kota untuk meninggalkan rumah mereka. Setidaknya itu dari sumber pemerintah Irak. Namun dari sumber Negara Islam dikabarkan bila tentara Irak tertahan oleh perlawanan yang diberikan oleh pasukan Negara Islam.

Pasukan Irak merebut komplek pemerintah pada hari Selasa dan menaikkan bendera Irak pada bangunan utama setelah pasukan Negara Islam menarik diri dari pusat kota dan bagian timur Heet, namun bentrokan masih terus berlangsung untuk mendorong pasukan Negara Islam yang tersisa dari bagian barat kota.

Dalam berita lainnya, ratusan keluarga kembali ke rumah mereka di kota Ramadi yang telah dibebaskan Desember lalu dari kontrol Negara Islam, sumber tersebut menambahkan.

Ratusan warga sipil yang mengungsi masuk kembali ke Ramadi dipimpin oleh Abdul Latif al-Hemaym, kepala endowment Sunni.

Abdul Latif al-Hemaym juga mempimpin kampanye perencanaan rekonstruksi infrastruktur dari kota yang hancur untuk memulihkan kota ke keadaan normal, katanya.

Warga sipil yang mengungsi telah kembali ke bagian tengah kota serta beberapa wilayah lain yang siap untuk menerima keluarga.

Namun, beberapa wilayah lainnya belum siap untuk menerima keluarga pengungsi akibat kerusakan dan kehancuran rumah serta sejumlah rumah dan jalan-jalan yang dipenuhi oleh jebakan, sumber tersebut menambahkan.

Juga di Ramadi, pesawat tempur internasional membombardir pos Negara Islam di daerah Gesierat dekat dengan kota Al-Baghdadi, 190 km barat laut Baghdad, menewaskan 16 pasukan dari Negara Islam, kata sumber itu.

Enam anggota Negara Islam tewas oleh tembakan artileri tentara di daerah Falahat di barat kota Fallujah, 50km sebelah barat Baghdad, yang dikuasai oleh Negara Islam, demikian kata sumber itu.

Pasukan keamanan Irak dan unit suku paramiliter Sunni sekutu pemerintah Irak telah berjuang melawan Negara Islam untuk mendapatkan kembali kontrol dari wilayah besar di utara dan barat Irak, yang direbut oleh Negara Islam pada serangan kilat di bulan Juni 2014.

sumber: xinhua

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top