wartaperang - Dewan oposisi Suriah utama akan pergi ke pembicaraan yang di inisiasi oleh PBB yang bertujuan untuk bersidang di Jenewa untuk segera memulai negosiasi pada badan transisi, juru bicara dewan mengatakan kepada kantor berita Reuters, pada hari Senin.

"Kecenderungan kita adalah untuk pergi," Riad Nassan Agha, anggota Komite Negosiasi Tinggi, mengatakan, menambahkan bahwa pelanggaran perjanjian penghentian permusuhan dari pihak pemerintah dan sekutunya telah berkurang dalam dua hari terakhir.

http://forticeoffice.com/ .adv - Dia mengatakan orang-orang akan mulai tiba di Jenewa, pada hari Jumat, memperingatkan bahwa HNC berharap tidak akan ada yang terjadi yang akan mencegah dari pergi ke pembicaraan damai ini.

"Kami mulai melihat bahwa volume pelanggaran telah mulai berkurang dalam dua hari terakhir. Kami berharap bahwa dalam beberapa hari mendatang hingga Jumat bahwa pelanggaran mencapai nol," katanya. "Jika pelanggaran ini diakhiri, ini akan menciptakan lingkungan yang menguntungkan untuk memulai negosiasi."

Sebelumnya kelompok oposisi mulai menyatakan keraguannya atas proses perdamaian ini setelah terjadinya beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah rezim Suriah dan jet-jet tempur dari Rusia. Beberapa hari lalu sebuah pasar di Suriah menjadi korban serangan jet tempur yang membuat berang kelompok oposisi.

Beberapa hari yang lalu, beberapa daerah yang dimana kelompok Nusra Front berada, telah ditinggalkan oleh Nusra Front yang khawatir kehadiran mereka dijadikan kambing hitam oleh pemerintah Suriah, dijadikan alasan pembenar untuk melakukan serangan di daerah tersebut.

Nusra Front bersama dengan kelompok Negara Islam dan kelompok-kelompok militan terkait dengan mereka tidak termasuk dalam perjanjian penghentian permusuhan dan mereka akan terus menjadi target serangan dari semua pihak baik dari pemerintah Suriah maupun dari kelompok oposisi moderat dukungan AS.

Dari Negara Islam sendiri sudah mengeluarkan pernyataan ancaman agar situasi ini tidak digunakan oleh kelompok oposisi untuk menyerang posisi mereka. Mereka menyatakan tidak akan mengganggu kelompok oposisi, tapi bila mendapatkan serangan, mereka akan memberikan balasan yang tidak ada ampun.

Sebelumnya, sebuah peristiwa tidak lazim terjadi ketika Nusra Front dan Negara Islam memberlakukan gencatan senjata dan pertukaran tawanan perang di kamp Palestina Yarmouk Suriah. Namun dikabarkan gencantan senjata ini tidak berlangsung lama karena kedua pihak kembali terlibat dalam pertempuran.

sumber: al-arabiya, wp, sosmed
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top