wartaperang - Sebuah bom mobil merobek di sebuah hub transportasi ramai di ibu kota Turki, Ankara, pada hari Minggu, menewaskan sedikitnya 34 orang dan melukai sedikitnya 125 orang lebih, ini adalah serangan kedua dalam jantung administrasi kota dalam waktu kurang dari sebulan.

Ledakan, yang bisa didengar beberapa kilometer jauhnya, mengirim puing-puing terbakar menyebar ke area beberapa ratus meter dari kantor Kehakiman dan Kementrian Dalam Negeri, sebuah gedung pengadilan tingkat atas, dan kantor mantan perdana menteri.

Helikopter polisi melayang di atas kepala ketika awan besar asap naik di atas pusat kota.

"Sebanyak 27 warga negara kita tewas ketika sebuah mobil meledak di Kizilay Guven Park, dengan 75 warga kita yang terluka dibawa ke berbagai rumah sakit untuk pengobatan," demikian menurut kantor gubernur Ankara dalam sebuah pernyataan.

Dua pejabat keamanan kemudian mengatakan korban tewas telah meningkat menjadi 32 orang.

Seorang pejabat keamanan senior mengatakan kepada Reuters temuan awal menunjukkan serangan itu dilakukan oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK) atau sebuah kelompok militan yang berafiliasi dengan mereka, tapi tidak ada yang mengaku bertanggung jawab. Seorang pejabat kedua mengatakan tembakan terdengar setelah ledakan.

Pejabat lain mengatakan mobil yang digunakan dalam serangan itu adalah BMW yang telah berjalan dari Viransehir, sebuah kota di tenggara dimana sebagian besar warga Kurdi berada. PKK dan Kurdistan Freedom Hawks (TAK) tampaknya bertanggung jawab, katanya.

TAK mengaku bertanggung jawab atas pemboman mobil sebelumnya, hanya beberapa blok jauhnya dari lokasi sekarang pada 17 Februari yang menewaskan 29 orang, sebagian besar dari mereka tentara. Waktu itu bom meledak dekat dengan markas militer, parlemen dan lembaga pemerintah utama lainnya.

Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengadakan pertemuan darurat dengan menteri dalam negeri, kepala badan intelijen dan polisi dan kepala keamanan, kata para pejabat. Presiden Tayyip Erdogan berbicara melalui telepon dengan menteri dalam negeri.

Kelompok oposisi pro-Kurdi HDP, partai terbesar ketiga dalam parlemen, dimana Erdogan menuduhnya sebagai perpanjangan dari PKK, mengutuk apa yang digambarkan sebagai "serangan biadab".

Pengadilan Ankara memerintahkan larangan akses ke Facebook, Twitter dan situs lainnya di Turki setelah gambar dari pemboman dibagikan di media sosial, demikian penyiar CNN Turk dan NTV melaporkan.

Penyiar berita dari pemerintah TRT mengatakan mobil itu meledak di sebuah pusat transportasi utama, memukul sebuah bus yang membawa sekitar 20 orang di dekat Taman di Guven dan Kizilay Square. Dikatakan daerah tersebut penuh sesak ketika ledakan terjadi pada pukul 06:43 (16:43 GMT).

Para pemimpin Eropa mengutuk pemboman itu. Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan dia "terkejut". Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault menggambarkannya sebagai "serangan pengecut".


ANCAMAN KEAMANAN

Anggota NATO Turki menghadapi beberapa ancaman keamanan. Sebagai bagian dari koalisi pimpinan AS, negara ini sedang berjuang melawan Negara Islam di negara tetangga Suriah dan Irak. Turki juga memerangi gerilyawan PKK di tenggara, di mana gencatan senjata yang telah berumur 2 1/2-tahun runtuh Juli lalu, memicu kekerasan terburuk sejak 1990-an.

Turki melihat kerusuhan yang terjadi di wilayah tenggara Turki dimana penduduknya adalah sebagian besar warga Kurdi sebagai kejadian yang sangat terkait dengan peristiwa di Suriah utara, di mana milisi YPG Kurdi telah merebut wilayah dengan berperang baik melawan Negara Islam maupun pemberontak yang melawan Presiden Bashar al-Assad.

Ankara takut kemajuan yang diraih Kurdi akan menimbulkan ambisi separatis diantara warga Kurdi sendiri, juga Ankara telah lama berpendapat bahwa YPG dan PKK memiliki ikatan ideologis dan operasional yang dekat.

Dalam kampanye bersenjata di Turki, PKK secara historis menyerang langsung pasukan keamanan dan mengatakan bila mereka tidak menargetkan warga sipil. Sebuah klaim tanggung jawab atas pemboman yang terjadi pada hari Minggu akan menunjukkan pergeseran dari taktis mereka yang signifikan.

Kurdistan Freedom Hawks, atau TAK, yang mengaku bertanggung jawab atas serangan 17 Februari, pernah berafiliasi dengan PKK tetapi mengatakan telah berpisah dari grup tersebut.

Kedutaan AS mengeluarkan peringatan pada 11 Maret bahwa ada informasi mengenai serangan potensial pada gedung-gedung pemerintah di daerah Bahcelievler dari Ankara, beberapa kilometer jauhnya dari lokasi ledakan hari Minggu.

Militan Negara Islam telah melakukan setidaknya empat serangan bom di Turki sejak Juni 2015, termasuk pemboman bunuh diri yang menewaskan 10 turis Jerman di jantung bersejarah Istanbul pada bulan Januari. kelompok jihad lokal dan radikal kiri juga telah melancarkan serangan di negara anggota NATO di masa lalu.

sumber: ZA
oleh: n3m0

Advertising - Baca Juga :
Rambut Palsu Sang Singa - Dongeng Yunani
Garlic Benefits - Diarrhea, Heart Health, Coughs and Colds

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top