wartaperang - Menteri Israel Zeev Elkin, pada hari Senin membantah adanya pembicaraan yang dilaporkan untuk mengurangi operasi militer Israel di kota Tepi Barat yang diduduki dan mengembalikan tanggung jawab keamanan kepada Palestina.

Elkin, menteri imigrasi negara dan anggota kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan menteri tidak diberitahu dari inisiatif tersebut.

Harian Haaretz mengatakan bahwa menurut "pejabat senior Israel yang tahu tentang hal ini", Israel dan Otoritas Palestina telah melakukan negosiasi rahasia selama bulan lalu untuk pemulihan bertahap terkait kontrol keamanan Palestina di kota-kota Tepi Barat.

"Selama pembicaraan, Israel mengusulkan agar Ramallah dan Jericho menjadi kota pertama dimana militer Israel akan menarik diri dari; jika berhasil, itu akan diperluas ke kota-kota lain di Tepi Barat," demikian pernyataan itu dilaporkan pada Senin malam.

"Para pejabat senior Israel mengatakan kepada Haaretz tentang pembicaraan yang saat ini terhambat tapi tidak macet dan bisa dilanjutkan," katanya di situsnya.

Kantor Netanyahu tidak segera menanggapi permintaan AFP untuk memberikan komentar terkait isu ini.

"Kami anggota kabinet keamanan tidak tahu tentang hal ini dan saya secara pribadi benar-benar menentang ide ini," demikian menurut Elkin, dari partai Likud Netanyahu, mengatakan kepada radio publik Israel.

Berdasarkan perjanjian perdamaian Israel menyerahkan kendali utama kota Tepi Barat kepada Palestina pada tahun 1996, tetapi dalam "Operasi Defensive Shield" tahun 2002, Israel merebut kembali wilayah itu setelah bom bunuh diri mematikan di resor pantai Israel Netanya.

Sejak itu pasukan Israel secara teratur melakukan patroli di daerah ini.

Pada hari Jumat, mereka menyerbu kantor stasiun televisi Palestina di jantung Ramallah, ibukota politik di Tepi Barat dan dimana Presiden Palestina Mahmud Abbas berada.

Ramallah dan kota-kota Palestina utama di zona, yang dikenal sebagai "area A', ditunjuk di bawah kesepakatan damai Oslo di bawah pemerintahan Palestina penuh.

Sekitar 60 persen dari Tepi Barat berada di bawah kendali Israel penuh.

Haaretz mengatakan bahwa di bawah usulan Israel pasukannya berhak untuk masuk ke area untuk melawan ancaman serangan dari militan.

Dikatakan bila pihak Palestina menolak permintaan ini karena bertentangan dengan perjanjian Oslo.

Elkin mengatakan memulihkan keamanan bahkan hanya sebagian terhadap kontrol keamanan Palestina akan mengundang lonjakan serangan terhadap Israel.

"Di tengah-tengah gelombang teror menyelimuti kita, untuk memberikan tanggung jawab kepada Palestina menurut saya ide yang sangat, sangat bermasalah."

sumber: al-arabiya
oleh: n3m0

Advertising - Baca Juga :
Kisah Tiga Pangeran - Dongeng Antah Berantah
American Samoa - Best Natural Deepwater Harbors

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top