wartaperang - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pada hari Minggu terkait komitmennya yang memutuskan untuk mengalokasikan area di Tembok Barat untuk digunakan sebagai tempat berdoa bagi Yahudi egaliter, meskipun tumbuh perlawanan dari rabi dan sekutu politiknya.

Kabinet pada bulan Januari menyetujui rencana "bersejarah" yang memungkinkan pria dan wanita untuk berdoa bersama di daerah yang berdekatan dengan Tembok Barat di Kota Tua Yerusalem yang dicaplok di bagian timur.

Wilayah untuk tempat doa baru ini tidak akan berada di bawah kendali ultra-Ortodoks.

Kepala rabi ultra-Ortodoks Israel yang telah secara terbuka menentang pengaturan ini segera mengadakan pertemuan dengan Netanyahu pada hari Minggu tapi pertemuan ini telah dibatalkan.

"Perdana menteri meminta kepala rabi dan rabbi Tembok Barat untuk menyampaikan komentar mereka dalam waktu dua sampai tiga minggu, sebagai bagian dari perjanjian tersebut," kata seorang pejabat di kantor Netanyahu.

"Pada saat yang sama, perdana menteri tetap berkomitmen untuk mendukung keputusan pemerintah," kata pejabat itu.

Anggota Ultra-Ortodoks dari koalisi Netanyahu juga telah menentang pengaturan ini tapi televisi Channel 10 yang menyebut sengketa ini adalah sebuah intrik dalam pasangan yang saling cinta, dengan tidak ada pihak yang ingin memecah ikatan yang telah ada.

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada AFP bahwa keputusan pada wilayah yang akan dipakai sebagai tempat doa baru masih perlu divalidasi oleh menteri urusan agama, anggota partai ultra-Ortodoks Shas.

Tembok Barat dihormati oleh orang Yahudi sebagai sisa-sisa dinding pendukung kompleks Kuil Kedua, yang dihancurkan oleh Roma pada tahun 70 Masehi.

Di sisi lain adalah kommplek dari Kubah Batu dan Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga umat Islam.

Komplek ini lokasi sangat sensitif di mana bentrokan sering meletus antara jamaah Palestina dan pasukan Israel.

Pemerintah Israel tidak mengizinkan orang Yahudi untuk berdoa pada komplek ini, yang juga merupakan situs paling suci dalam Yudaisme.

Warga Yahudi sangat menginginkan untuk segera terbentuknya kuil ketiga yang telah tertulis dalam kitab mereka akan menjadi tanda munculnya sang juru selamat mereka. Hal ini ditentang dengan keras oleh umat Islam yang mempertahankan Komplek Masjid Al-Aqsa karena dikatakan kuil ini harus dibangun di komplek yang sama.

sumber: al-arabiya
oleh: n3m0

Advertising - Baca Juga :
Wanita Tua dan Sang Tabib - Dongeng Yunani
10 Transgender Legend All Over The World

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top