wartaperang - Lebih dari 35.000 orang telah mengungsi di provinsi Omran Yaman, sebuah badan pengungsi pemerintah setempat, Rabu (9/7/2014), mengatakan sehari setelah pejuang Syiah suku Muslim menyerbu ke ibu kota provinsi menyusul pertempuran yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Dalam seruan mendesak dikirim ke organisasi-organisasi bantuan yang beroperasi di Yaman, kepala badan pengungsi pemerintah Yaman di Omran melaporkan "Exodusnya warga Yaman dari Omran dan sekitarnya setelah jatuhnya kota".

"Berdasarkan pemantauan dan tindak lanjut yang telah kita lakukan, ada lebih dari 35.000 orang yang telah pergi ke daerah lain dari Omran atau wilayah Sana'a besar, Hajja dan Mahaweet", tulis Mutahhar Yahya Abu Sheeha.

Dia mengatakan bahwa sebagian besar dari keluarga-keluarga ini kini tinggal di tempat terbuka tanpa tempat tinggal dan sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Banyak orang lain yang masih terjebak di daerah konfrontasi tidak dapat meninggalkan wilayah tersebut karena bentrokan atau karena mereka tidak mampu untuk membayar biaya perjalanan, katanya.

"Kami mengarahkan seruan mendesak ini untuk membantu keluarga, memberikan bantuan darurat untuk menjamin kebutuhan dasar dari tempat tinggal, makanan, bantuan medis, dan untuk membantu keluarga-keluarga yang terjebak", katanya.

Jatuhnya Omran merupakan pukulan besar bagi pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang telah berusaha untuk menstabilkan negara sekutu AS itu setelah hampir tiga tahun dalam gejolak yang memaksa pendahulunya mundur.

Lebih dari satu juta anak di negara dengan jumlah penduduk 25 juta itu menderita gizi buruk, karena negara berjuang untuk membayar layanan dasar dan gaji PNS. Kantor berita negara Saba mengatakan pada Rabu bahwa Hadi telah memerintahkan langkah-langkah penghematan, termasuk membatasi perjalanan internasional untuk pejabat senior, menghentikan perekrutan staf baru atau sewa kantor dan pemotongan atas biaya kantor.

Hadi juga memerintahkan peninjauan biaya produksi minyak dan untuk meninjau sektor publik untuk memastikan kelayakan ekonomi warga.

Jatuhnya Omran datang kurang dari seminggu setelah gencatan senjata dicapai pada 23 Juni antara suku Houthi dan tentara Yaman dan sekutu milisi suku Sunni runtuh, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan.

Syiah Houthi, yang dinamai nama pemimpin mereka, berjuang melawan saingan yang setia kepada partai Islam Islah, dan mereka tidak berniat menyerang ibukota Sanaa, tepat di sebelah selatan Omran.

Koordinator Kemanusiaan PBB di Yaman menyatakan keprihatinan atas nasib warga sipil di Omran, mengatakan ada laporan lebih dari 200 kematian warga sipil dalam beberapa hari terakhir dan ribuan pengungsi.

"Semua pihak dalam konflik memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa warga sipil terhindar dari pertempuran dan bahwa mereka yang terkena dampak konflik dapat pindah ke daerah yang lebih aman", kata Johannes Van Der Klaauw dalam sebuah pernyataan yang diterima pada hari Rabu.

sumber: alarabiya
by: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top