wartaperang - Pihak berwenang di Siprus dalam dua tahun terakhir telah mencegah 18 warga asing dari menuju Suriah dan mungkin akan bergabung dengan Negara Islam (ISIS/IS) melalui pulau yang terbagi secara etnik yang memisahkan Siprus dengan Turki utara, kata seorang pejabat, Selasa.

Pejabat Siprus yang berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang untuk membahas secara terbuka masalah terkait keamanan, mengatakan bila 15 individu lainnya mampu lolos.

Dia mengatakan bahwa dari 33 kasus, semuanya telah muncul sejak awal 2014 dan bahwa 'sebagian besar' berasal dari orang-orang 'warga Islam asal Eropa.'

Dari 18 yang dihentikan, pejabat itu mengatakan delapan orang warga Inggris, tujuh Perancis, dua Swedia dan seorang wanita dari Belanda. Individu yang lolos termasuk delapan warga Inggris, lima warga Australia dan dua Finlandia.

Pantai paling timur dari Siprus berjarak hanya kurang dari 100 mil (160 kilometer) dari Suriah di mana ISIS memerangi kelompok pemberontak lainnya dan pasukan Presiden Bashar Assad.

virtual office jakarta - Pulau ini telah dibagi sejak tahun 1974 ketika Turki menginvasi setelah kudeta yang dilakukan oleh pendukung yang bertujuan untuk menyatukannya dengan Yunani.

Tujuh pos pemeriksaan memungkinkan orang untuk menyeberang diakui secara internasional telah beroperasi sejak tahun 2003.

Siprus telah meningkatkan keamanan di pos-pos pemeriksaan di tengah kekhawatiran dari Eropa dan negara ketiga negara lainnya bisa dipakai bepergian ke negara anggota Uni Eropa, menyeberang ke utara dan kemudian menuju ke Suriah dari sana melalui Turki - satu-satunya negara dengan batas udara dan laut langsung ke Siprus utara.

Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan Juli lalu bahwa Inggris 'tertarik untuk bekerja sama' dengan Siprus untuk melawan ancaman "pejuang asing yang akan menuju Suriah, Irak dan di tempat lain."

Inggris meluncurkan serangan udara terhadap sasaran ISIS di Suriah dan Irak dari sebuah pangkalan udara di negara itu karena pulau ini merdeka dari kekuasaan kolonial Inggris pada tahun 1960.

sumber: al-arabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top