Courtesy of Zaman Alwasl
wartaperang - Sebuah serangan pesawat tak berawak dekat ibukota de-facto Negara Islam di Suriah Raqqa membunuh seorang komandan ekstrimis yang sedang menuju ke provinsi Aleppo atas perintah dari kepala organisasi, kelompok monitoring mengatakan pada hari Kamis.

Kematiannya adalah yang terbaru dalam serangkaian pukulan ke Negara Islam dalam beberapa pekan terakhir, dan terjadi beberapa hari setelah pasukan pemerintah Suriah dengan didukung Rusia merebut kembali kota kuno Palmyra dari cengkeramannya.

Abu al-Hija, seorang komandan tingkat tinggi Negara Islam dari Tunisia, tewas pada hari Rabu dalam serangan oleh pesawat tak berawak yang "paling mungkin dioperasikan oleh koalisi pimpinan AS", Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan.

Dia telah melakukan perjalanan ke Suriah dari Irak hanya 24 jam sebelumnya atas perintah dari pimpinan Negara Islam Abu Bakr al-Baghdadi, kata kelompok pemantau yang berbasis di Inggris.

Abu al-Hija adalah yang senior terbaru dari anggota Negara Islam yang telah terbunuh dalam beberapa pekan terakhir.

Pekan lalu, pasukan AS membunuh wakil pemimpin Negara Islam Abd ar-Rahman Mustafa al-Qaduli. Awal bulan ini salah satu komandan paling terkenal kelompok, Omar al-Shishani dikabarkan juga meninggal.

"Kepemimpinan ISIS sedang lemah," kata Direktur Observatorium Rami Abdel Rahman kepada AFP.

"Tanpa infiltrasi terhadap tubuh ISIS, pembunuhan ini tidak akan mungkin terjadi."

Abu al-Hija telah diperintahkan oleh Baghdadi untuk melakukan perjalanan dari Irak ke provinsi Aleppo di dekat perbatasan Turki, untuk mengawasi ketahanan Negara Islam terhadap serangan oleh pejuang yang didukung AS dari Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi.

"Pertempuran yang amat sengit di empat atau lima hari terakhir, bisa menyebabkan Negara Islam terusir dari daerah dan di doraong ke arah timur ke provinsi Raqa," kata Abdel Rahman.

Pasukan Rezim Persiapkan Serangan Besar-besaran di Hama dan Idlib

Rezim Suriah sedang mengumpulkan tentara dan pejuang dari sekutu milisi Syiah di Joreen kamp di Ghab Plain, terus bergerak dan berusaha untuk meluncurkan serangan besar terhadap pemberontak di provinsi Hama, kata sumber militer.

Perwira tentara, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan serangan yang direncanakan akan dipimpin oleh Rusia untuk merebut kembali pedesaan utara Hama dan pedesaan selatan provinsi Idlib.

Rusia, secara de facto berkuasa dalam kelompok di Suriah, mengambil keuntungan dari perjanjian 'Penghentian Permusuhan' atau gencatan senjata sementara yang mulai berlaku pada tanggal 27 Februari.

"Mobilisasi dan regrouping adalah adalah sangat cepat", tambah sumber itu.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Kamis bahwa penasihat militer Rusia memainkan peran langsung dalam perencanaan operasi untuk membebaskan kota kuno Palmyra dari militan Negara Islam, Reuters melaporkan.

Pesawat-pesawat tempur Rusia melakukan total sekitar 500 serangan mendadak, memukul lebih dari 2.000 target Negara Islam di daerah Palmyra pada periode 07-27 Maret, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, unit pertama dari ahli pembersihan ranjau Rusia telah tiba di Suriah untuk membersihkan Palmyra, kantor berita Rusia mengutip yang dikatakan oleh Kementerian Pertahanan pada hari Kamis.

Di Suriah timur, setidaknya 21 anggota Negara Islam tewas dalam serangan udara di kota Deir al-Zor, kelompok monitoring mengatakan, Kamis.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan tidak jelas angkatan udara negara mana yang melakukan serangan itu di posisi Negara Islam di al-Husseiniya, sebuah distrik barat laut Deir al-Zor.

Lima belas militan Negara Islam tewas adalah orang asing, dan beberapa sudah dikubur, katanya.
Namun pernyataan ini belum bisa di verifikasi.

sumber: ZA, al-arabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top