Courtesy of Zaman Al-Wasl (click untuk lebih besar)
wartaperang - Heli Gazelle kehadirannya sangat dominan dalam operasi ofensif Suriah di Palmyra yang dipimpin oleh perwira-perwira Rusia. Helikopter-helikopter ini memainkan peran penting dalam menghancurkan kendaraan dan benteng dari Negara Islam (ISIS/IS) dengan menggunakan rudal dari jenis pencari hawa panas. Heli Gazelle membawa 4 rudal panas di kedua sisi. Jangkauan dari rudal mencapai 4 kilometer.

Resim Suriah juga menggunakan helikopter Rusia mi-24 untuk memberikan dukungan dalam serangan itu.

Serangan itu berakhir dengan berhasilnya mereka merebut kembali Palmyra dari Negara Islam setelah 10 bulan lalu rezim menarik pasukannya dari kota ketika pasukan Negara Islam merebutnya pada bulan Mei 2015.

Helikopter Gazelle dikenal karena kemampuannya yang tinggi dalam melakukan manuver dan menargetkan kendaraan lapis baja dan menghancurkan mereka.

Gazelle muncul dalam rekaman yang disiarkan oleh media yang pro-rezim terkait pertempuran di Palmyra. Rekaman lain Gazelle dari media pro-rezim menunjukkan Jenderal Suhail al-Hasan turun dalam pendaratan helikopter pertama di bandara Palmyra setelah mereka merebut kembali kota.

Jenderal pembangkang yang menolak menyebutkan namanya mengatakan rezim menyajikan operasi perebutan Palmyra dari tangan Negara Islam hanya untuk merampok dan menghancurkan reruntuhan Palmyra dan menuduh Negara Islam melakukannya. Selain itu, rezim bermain di fobia teror di arena internasional dan menggunakan isu yaitu perjuangan melawan terorisme di depan Masyarakat Internasional untuk memobilisasi opini publik internasional.

Petugas pembangkang ini mengatakan, "Bashar al-Assad menggunakan helikopter md atau Gazelle bukan mi25 dan itu adalah salinan dari helikopter Rusia Mi24 selama operasi ofensif melawan Negara Islam di daerah al-Badiya mulai dari sebelum daerah al-Sukhna sampai Palmyra, al-Qaryatayn, Maheen, dan Hawareen. Perlu dicatat bahwa pejuang-pejuang Negara Islam terlihat oleh semua orang berjalan di hamparan padang pasir dengan luas ratusan kilometer hingga mencapai al-Sukhneh sedangkan Palmyra berjarak 60 kilometer dari itu."

Hal ini juga diketahui bila wilayah Badeya di Suriah di mana pejuang Negara Islam maju adalah daerah militer terbaik untuk Gazelle dapat beroperasi. Gazelle dapat dengan mudah menghancurkan kendaraan lapis baja di penyergapan jarak jauh menggunakan rudal. Lalu mengapa rezim tidak digunakan Gazelles selama ofensif Negara Islam pada Mei tahun lalu? Dia menambahkan.

Rezim Suriah tidak mengaktifkan Gazelles selama operasi militer sejak rezim pertama kali menggunakan angkatan udara karena Gazelles tidak bisa membawa bom atau bom barel yang diproduksi oleh pemerintah untuk membombardir kota Suriah, pilot menjelaskan.

Pilot menambahkan bahwa heli itu akan menjadi lebih efisien bagi rezim militer untuk dipakai pada front di mana ia lebih mungkin untuk bergerak bebas mengejar kendaraan lapis baja seperti apa yang terjadi dengan target Negara Islam di padang pasir terutama ketika ahli militer Iran masih hadir. Kita melihat bagaimana al-Sukhneh dan Palmyra dengan mudah jatuh ke tangan Negara Islam tanpa operasi pertempuran serius bersama dengan penyimpanan amunisi di Suriah. Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan militer rezim secara strategis sengaja menjual Palmyra untuk Negara Islam.

Dua Squadroun dari helikopter Gazelle ditempatkan di 86 brigade di bandara militer Mazzah. Setiap skuadron memiliki 15 helikopter dan semua itu paling siap digunakan oleh rezim Suriah tanpa perlu berinvestasi, dan rezim menggunakannya untuk "pembebasan" Palmyra dari Negara Islam, demikian menurut petugas.

sumber: ZA
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top