Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah organisasi pemantau yang berbasis di Inggris, dan warga di Suriah Timur mengatakan bahwa para pejuang dari suku al-Sheitaat di timur Deir al-Zor telah mencoba untuk melawan kemajuan ISIS, tapi perlawanan mereka hancur.
Dalam al-Shaafa, sebuah kota di tepi sungai Efrat, Negara Islam memenggal dua orang dari suku al-Sheitaat pada hari Minggu (10/8/2014), demikian menurut Observatorium, dan memberi warga batas waktu 12 jam pada hari Senin untuk menyerahkan anggota pejuang suku.
Di bagian lain provinsi Deir al-Zor, para militan menyalib dua orang untuk kejahatan "berurusan dengan murtad" di kota Mayadin, dan dua orang lain untuk penghujatan di kota terdekat dari al-Bulel, kata Observatorium.
Observatory mengatakan lebih lanjut 19 orang dari suku al-Sheitaat dieksekusi pada hari Kamis, 18 ditembak mati dan satu dipenggal, di pinggiran kota Deir al-Zor. Dikatakan bila pria yang dieksekusi bekerja di instalasi minyak.
Sumber dari Suku mengatakan konflik antara Negara Islam dan suku al-Sheitaat, yang jumlahnya sekitar 70.000, berkobar setelah Negara Islam mengambil alih dari dua ladang minyak di bulan Juli.
Salah satu dari mereka, al-Omar, adalah bidang minyak dan gas terbesar di Deir al-Zor dan telah menjadi sumber dana menguntungkan untuk kelompok pemberontak.
Kepala suku al-Sheitaat, Sheikh Rafaa Aakla al-Raju, menyerukan di dalam pesan video untuk suku-suku lain agar bergabung dengan perang melawan Negara Islam.
"Kami menyerukan kepada suku-suku lain untuk berdiri bersama kami karena nanti mereka akan berikutnya. Jika (Negara Islam) telah selesai dengan kami suku-suku lain akan menjadi target setelah al-Sheitaat. Mereka adalah target berikutnya", katanya dalam video, yang diposting di YouTube pada hari Minggu.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar