Uskup Filipina Lawan ISIS
wartaperang - Pemimpin Gereja Katolik Roma Filipina, yang terbesar di Asia, Kamis (28/8/2014) bersumpah untuk melawan agama ekstremis seperti yang dianut oleh militan Negara Islam di Suriah dan Irak atau ISIS.

Uskup Agung Socrates Villegas, yang mengepalai Konferensi Uskup Katolik Filipina, juga meminta uskup di negara itu untuk mengumpulkan sumbangan bagi orang Kristen yang telah mengungsi oleh militan dan yang tempat ibadah telah diratakan "oleh kemarahan tak bertuhan dengan yang tidak beragama asli dapat pernah mengidentifikasi. "

Mengutip tindakan brutal oleh kelompok Negara Islam, termasuk pemenggalan wartawan Amerika James Foley, Villegas mengatakan gereja Katolik Filipina akan "melakukan bagian kita untuk melawan perusakan agama".

"Mereka yang membunuh dan melakukan pembantaian, luka dan melukai, menghancurkan dan membakar dalam nama Tuhan mengirim kepada dunia pesan mengerikan yang memecah belah agama, iman yang menindas, keyakinan yang dapat menimbulkan begitu banyak kekejaman", katanya dalam sebuah pernyataan.

Militan Abu Sayyaf dan kelompok Muslim lain yang menganut kekerasan di Filipina selatan telah menyatakan dukungan untuk kelompok Negara Islam.

Pihak militer mengatakan mereka tahu tidak ada orang Filipina yang telah bergabung dalam pertempuran di Suriah dan Irak, namun Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin mengatakan hari Kamis bahwa ia telah meminta para pejabat keamanan untuk tetap memeriksa laporan yang belum dikonfirmasi bahwa 100 orang lebih warga Filipina mungkin telah memasuki kedua negara untuk berperang bersama militan Islam ISIS di sana.

Sebuah dokumen rahasia pemerintah dilihat oleh The Associated Press mengatakan para pejabat telah menerima informasi bahwa dua warga Filipina telah tewas saat berperang dengan pasukan anti-pemerintah di Suriah, meskipun menunjukkan bahwa laporan perlu divalidasi.

Departemen Luar Negeri telah melaporkan bahwa setidaknya satu pekerja Filipina, bukan militan, telah tewas dalam kekerasan di Suriah.

Pihak berwenang Filipina sedang mempertimbangkan pembentukan kelompok antar-lembaga yang akan membuat database keamanan untuk membantu pemerintah memantau setiap warga Filipina yang direkrut untuk berperang dengan militan di negara-negara seperti Suriah, demikian menurut dokumen pemerintah.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top