wartaperang - "Anak muda Suriah tertarik terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) atau Kekhalifahan Islam karena kurangnya kesempatan dan iming-iming dukungan keuangan lebih dari "keyakinan ideologis," kata utusan Paus untuk Suriah Sabtu (23/8/2014).

Militan ISIS, yang telah aktif dalam konflik Suriah selama beberapa tahun, telah menjadi berita utama dalam beberapa bulan terakhir setelah meraih sebagian besar wilayah Irak utara dan menyatakan kekhalifahan mencakup wilayah yang mereka kuasai di kedua negara.

Mereka telah menyebarkan ketakutan ke tetangga dan negara-negara lebih jauh karena mereka melakukan pembantaian terhadap Kristen dan lawan, memposting penggalan kepala korban mereka ke umum, mengindoktrinasi anak-anak dan menerapkan hukum Syariah yang ketat di mana pun mereka pergi.

Dalam sebuah wawancara dengan Radio Vatikan, Mario Zenari - yang tetap berada di Suriah sepanjang konflik berdarah - mengatakan dia yakin bahwa militan muda bergegas untuk bergabung dengan barisan ISIS tidak melakukannya dari "keyakinan ideologis."

"Mereka frustasi melihat bahwa cita-cita demokrasi dan kebebasan tidak maju, bahwa situasi ini menemui jalan buntu," katanya.

Kenaikan Yang Mengkhawatirkan

"Mereka pergi bergabung karena mereka (para jihadis) lebih efisien dan juga kadang-kadang karena mereka mendapatkan dukungan ekonomi yang lebih besar dari mereka."

Munculnya ISIS juga telah mengirimkan peringatan ke Barat dimana warga negara dari negara-negara Eropa telah bergabung dengan barisan ekstremis.

Pria bertopeng yang melakukan eksekusi mengerikan dari wartawan AS James Foley, misalnya, berbicara dengan aksen Brithis dan diyakini sebagai warga Inggris.

"Di Eropa juga, ada begitu banyak yang mengikuti impian menciptakan masyarakat utopia dengan berusaha untuk mereformasi, untuk menciptakan lebih banyak negara demokratis, dengan kebebasan yang lebih besar, namun telah gagal", kata Zenari.

Ia juga meratapi kenyataan bahwa krisis saat ini di Irak telah dibayangi tragedi di Suriah, di mana lebih dari 191.000 orang tewas sejak konflik meletus pada tahun 2011.

"Suriah telah menghilang dari radar dari masyarakat internasional, telah dilupakan," katanya, menunjukkan bahwa masih ada rata-rata 180 kematian per hari di negeri ini.

Militan radikal masih sangat aktif di Suriah, dan saat ini menekan ke Aleppo, kota utara besar, tambahnya.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top