wartaperang - Dari sebuah sumber Irak dilaporkan bahwa Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds Iran, telah meninggalkan Kurdistan dan tiba di Baghdad dua hari lalu.

Dia dilaporkan ingin membahas partisipasi Garda Revolusi Iran dalam pertempuran Tal Afar, sebuah kota di utara Mosul.

Analis melihat langkah ini sebagai bagian dari strategi Iran yang bertujuan untuk membuat daerah jalur untuk pasukan Iran bisa bergerak dari Irak ke Suriah.

Milisi Populer Mobilisasi yang sedang didukung oleh Iran terletak di pinggiran Tal Afar, di perbatasan antara Irak, Suriah dan Turki. Pengamat percaya bahwa Iran membuat pilihan strategis untuk mengamankan bagian ke Suriah, turun ke pantai di Mediterania.

Iran mendukung rezim Bashar al-Assad dan mencoba untuk mengamankan garis penting untuk membantu pasukannya di Suriah melalui Irak.

Suleimani dikabarkan akan mengawasi sumbu militer, di mana Tentara Populer Mobilisasi berpartisipasi dan berusaha untuk merebut wilayah dari ISIS, termasuk distrik Tal Afar, di sisi utara Mosul yang didominasi oleh Syiah Turkmen.

Mengontrol Tal Afar akan memperkuat koordinasi antara Garda Revolusi, milisi Mobilisasi Populer dan tentara rezim Suriah yang didukung oleh Iran.

Para pejabat militer Iran mengatakan bahwa "Iran dan sekutunya percaya bahwa pertempuran Mosul sangat penting dan akan mempengaruhi pertempuran di Aleppo dan daerah lain di Suriah".

Berita ini muncul seiring dengan konfirmasi dari sumber Irak bahwa "komandan Pasukan Quds, Soleimani, mengadakan pertemuan dengan para pemimpin milisi di Baghdad dua hari lalu, untuk membahas partisipasi mereka dalam Pertempuran Mosul di wilayah selatan yang dikenal sebagai wilayah Qayyarah.

Pertempuran Mosul Semakin Berat


Di pangkalan Amerika di selatan Mosul, Mayor Chris Parker mengatakan bahwa melindungi 1 juta warga sipil di kota ini akan membuat pertarungan lebih sulit.
"Serangan udara yang menjadi lebih rumit ketika ke daerah metropolitan utama. Dan pertempuran akan lebih rumit,"kata Parker.

Sebelumnya, 2 serangan Amerika Serikat telah menghantam konvoi Peshmerga yang sedang berjalan melakukan penyerangan ke Mosul. Ini merupakan Friendly Fire paling fatal dimana 2 kesalahan terjadi dalam satu hari. Lokasi pertempuran sendiri masih diluar Mosul namun jet tempur AS telah dalam mengincar target.

"Ini adalah pertarungan yang sulit. Mereka telah berada di Mosul selama dua tahun hingga sekarang dan memiliki waktu untuk mempersiapkan diri."

Parker mengklaim ada total 50.000 pasukan darat di Irak yang dalam prakteknya ada lebih dari 100.000 pasukan yang menyerang Mosul, dibandingkan dengan 5.000 pejuang ISIS yang diduga berada di Mosul.

Tapi Parker menyatakan ISIS memiliki satu senjata menakutkan, bom martir mobil, kendaraan yang sarat dengan bahan peledak. ISIS telah menggunakan puluhan dari mereka dalam pertempuran. CBS News koresponden Holly Williams dan awak telah menyaksikan kepanikan yang disebabkan oleh bom ini di garis depan.

"Mereka ingin mati. Saya kira satu-satunya perbandingan nyata adalah Kamikaze pilot dalam Perang Dunia Kedua," kata Williams kepada Parker.

"Ketika Anda sedang berhadapan dengan mentalitas itu, itu musuh yang sangat berbahaya, tidak ada keraguan tentang itu," katanya.

Ini adalah ujian terbesar dari pasukan Irak sejak invasi 2003. Pada tahun 2014, ketika ISIS pertama kali melakukan serangan kilat di Irak utara, banyak anggota militer negara ini lari.

Di lapangan sendiri dikabarkan dalam dua hari terakhir pertempuran Mosul, 69 tentara yang terlibat langsung dengan operasi Mosul tewas dengan 17 kendaraan lapis baja hancur.


Sumber: al-arabiya, cbs, amaq, medsos

2 komentar:

  1. mohon redaksi bisa memberikan berita berita ter update. Saya pembaca setia wartaperang.com.

    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih gan, sayangnya tenaga dibelakang wp sisa satu orang sekarang, saya sendiri. Dan sy kudu fokus sama dapur dulu nih... mungkin kalo kebutuhan pokok telah terpenuhi, akan kembali di update. Makasih gan!

      Hapus

 
Top