Courtesy of newsweek
wartaperang - Departemen Pertahanan AS telah mengumumkan rencana untuk menggunakan perang cyber sebagai bagian dari operasi yang sedang berlangsung melawan kelompok militan Negara Islam (ISIS/IS).

Menteri Pertahanan Ashton Carter mengatakan dalam briefing pekan ini bahwa serangan cyber akan digunakan untuk membantu pasukan Irak dan Kurdi untuk merebut kembali kota Mosul. Ini adalah pertama kalinya militer AS telah secara terbuka mengungkapkan rincian dari upaya peperangan elektronik terhadap Negara Islam.

Serangan lewat data komunikasi yang digunakan untuk merebut Mosul digunakan untuk mengganggu komunikasi dan infrastruktur penting di kota, demikian menurut briefing di departemen pertahanan AS tersebut.

Carter mengatakan serangan bertujuan untuk "mengganggu komando dan kontrol dari Negara Islam, menyebabkan mereka kehilangan kepercayaan dalam jaringan mereka, membebani jaringan mereka sehingga mereka tidak dapat berfungsi kembali, dan untuk melakukan semua hal yang akan mengganggu kemampuan mereka untuk memberikan perintah dan melakukan pengendalian atas wilayah-wilayah mereka, mengontrol populasi dan ekonomi."

Sebagian besar infrastruktur telekomunikasi di Mosul dan Irak di pasang oleh Amerika Serikat setelah perang Irak tahun 2003, berpotensi membuat pekerjaan hacking terhadap peralatan-peralatan tersebut lebih mudah. Carter tidak memberikan rincian spesifik tentang bagaimana dan apa metode yang akan digunakan dalam melakukan serangan tersebut.

Dia mengatakan, "Kami tidak ingin musuh tahu kapan, di mana, dan bagaimana kita melakukan operasi cyber. Kami tidak ingin mereka memiliki informasi yang akan memungkinkan mereka untuk beradaptasi dari waktu ke waktu. Kami ingin mereka menjadi terkejut ketika kami melakukan operasi cyber."

Negara Islam juga telah mengisyaratkan niatnya untuk menargetkan infrastruktur Barat, meskipun serangan yang telah dilakukan sejauh ini telah terbatas cakupannya. Pasukan Cyber pendukung Negara Islam yang disebut dengan Caliphate Cyber Army (CCA) baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menjebol Google ternyata merusak website yang memberikan layanan iklan Google Online, sebuah perusahaan kecil India yang menawarkan layanan mesin pencari optimasi (SO) untuk bisnis lokal.

Serangan lainnya yang dilakukan oleh CCA termasuk menyasar ke perusahaan kecil surya energi di Inggris, seorang instruktur tari Jepang, dan perusahaan laminate flooring yang berbasis di Wales.

Terlepas dari serangan CCA yang akhir-akhirn ini kurang memperlihatkan target dengan profil tinggi, beberapa bulan lalu, mereka berhasil menjebol database perwira militer Amerika Serikat. Dalam data tersebut tercantum nama perwira, jabatan, alamat dan keluarga dari perwira tersebut.

Aksi cyber dari komunitas anti ISIS sendiri juga dilakukan oleh kelompok yang tergabung anonymous dimana mereka mengadukan puluhan ribu akun pendukung Negara Islam di twitter.

source: ibtimes
oleh: n3m0

Advertising - Baca Juga : Selingkuh, Kenapa Hal Ini Sering Menimpa Anda?

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top