wartaperang - Pasukan keamanan Ukraina telah menyerang dan menghancurkan kendaraan militer yang merupakan bagian dari konvoi yang menyeberang dari Rusia ke Ukraina timur, kantor Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan dalam sebuah pernyataan kemarin (15/8/2014).

Poroshenko membahas laporan serbuan lapis baja pengangkut personel dari Rusia dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron dan mengatakan bahwa "bagian besar dari peralatan ini dihancurkan dalam semalam oleh artileri Ukraina".

Insiden terbaru telah menandai memburuknya konflik di negara itu dengan separatis pro-Rusia yang mengambil alih bagian timur Ukraina, dimana Kiev menuduh militer Moskow mempersenjatai dan mendukung para pejuang.

Sebelumnya pada Jumat, Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen menegaskan menyaksikan "serangan" Rusia ke Ukraina, yang disangkal Rusia.

Selama kunjungan ke ibukota Denmark Kopenhagen, Fogh Rasmussen mengatakan kepada wartawan, "Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa tadi malam kami melihat serangan terhadap Ukraina". Rasmussen tidak memberikan rincian dari dugaan serangan tetapi mengatakan "apa yang telah kita lihat tadi malam adalah kelanjutan dari apa yang telah kita lihat selama beberapa waktu".

Layanan keamanan federal Rusia mengatakan pasukan Rusia berpatroli di daerah perbatasan tetapi membantah bahwa kendaraan militer telah menyebrang ke Ukraina.

Moskow menuduh Kiev mencoba untuk mengganggu misi bantuan kemanusiaan Rusia ke Ukraina timur dan menyerukan gencatan senjata di wilayah tersebut untuk memungkinkan pengiriman.

"Kami menarik perhatian pada intensifikasi tajam aksi militer oleh pasukan Ukraina dengan tujuan yang jelas untuk menghentikan jalan yang telah disepakati dengan Kiev, dari konvoi kemanusiaan di seluruh perbatasan Ukraina-Rusia", kata kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

Utusan Dipanggil

Inggris mengatakan memanggil Duta Besar Alexander Yakovenko untuk mengklarifikasi laporan dari invasi militer Rusia.

Sebelumnya, Rusia membiarkan pejabat Ukraina memeriksa konvoi bantuan ketika masih di wilayah Rusia pada hari Jumat dan setuju bahwa Palang Merah dapat mendistribusikan barang ke daerah yang di dikuasai pemberontak kota Ukraina Luhansk. Pengiriman ini yang dituduh oleh barat mempunya tujuan ganda dimana salah satunya untuk memberikan kemananan bagi warga yang membutuhkan namun disisi lain memberikan bantuan peralatan militer kepada pemberontak.

Rusia telah mengirimkan konvoi 280 truk bantuan menuju perbatasan di bawah kendali separatis pro-Rusia di timur Ukraina, meningkatkan prospek bahwa hal itu bisa masuk tanpa diperiksa oleh Ukraina atau Palang Merah.

Sementara itu pertempuran terus berlanjut di Ukraina timur dan bahwa 14 orang telah tewas dalam 24 jam terakhir di Donetsk dan Luhansk.

Menurut sumber al-jazeera, konvoi membawa bantuan yang sangat diperlukan bagi orang-orang di timur Ukraina, masih di perbatasan Rusia.

"Sebuah perjanjian telah dibuat yang memperbolehkan konvoi bergerak ke wilayah Ukraina, tetapi tidak akan mendapatkan pengawalan militer Rusia", katanya.

Di tengah ketegangan, AP wartawan melihat puluhan truk militer Rusia dan kendaraan lapis baja bergerak pada hari Jumat di sekitar area di mana truk-truk diparkir, sekitar 28km dari perbatasan dalam wilayah Rusia.

Rusia mengatakan bahwa pasukan Rusia berpatroli di perbatasan tetapi membantah bahwa kendaraan militer telah menyeberang ke Ukraina.

Pertempuran di timur Ukraina telah merenggut hampir 2.100 nyawa, setengah dari mereka jatuh dalam beberapa minggu terakhir. Pemberontakan dimulai pada bulan April, satu bulan setelah Putin mencaplok wilayah Ukraina di Laut Hitam yaitu semenanjung Crimea.

sumber: aljazeera
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top