wartaperang - Bentrokan sengit meletus Sabtu(28/6/2014) antara suku pro-pemerintah dan pemberontak Syiah Houthi di dekat ibukota Yaman, ketika presiden bersumpah bahwa pemerintah tidak akan mentolerir kekerasan.

Huthi - juga dikenal sebagai Ansarullah - telah maju dari benteng pegunungan utara mereka menuju ibukota dalam upaya yang diduga untuk memperluas lingkup pengaruh mereka dikarenakan Yaman telah dipecah menjadi enam wilayah.

Bentrokan dengan menggunakan senapan mesin dan senjata menengah berkecamuk di desa Darwan, Bani Maymun, Al-Jaef dan Al-Maamar, di kota utara Hamdan, sekitar 10 kilometer (enam mil) dari Bandara Internasional Sanaa, kata sumber-sumber suku dan militer.

Lebih jauh ke utara di provinsi Amran, sumber suku dan militer mengatakan bahwa "pertempuran sengit" terjadi antara pasukan dan militan Houthi berkecamuk akhir Jumat.

Sumber berbicara tentang "puluhan" korban tetapi AFP tidak bisa segera memverifikasi jumlah sebenarnya.

Sementara itu, dalam pidato menandai awal bulan suci Muslim Ramadhan, Presiden Abdrabuh Mansur Hadi mengecam kekerasan.

"Kami tidak akan membiarkan setiap tindakan kekerasan di sana-sini oleh pihak yang mencoba untuk melemahkan keamanan", kata Hadi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Saba.

"Semua pihak harus mematuhi kesepakatan yang dicapai untuk menyelesaikan ketegangan terbaru dan pertempuran di Amran, Hamdan, Arhab, dan Bani Matar di utara", katanya.

Houthi telah memerangi pemerintah pusat selama bertahun-tahun dari jantung mereka di Saada, mengeluhkan marjinalisasi di bawah mantan presiden Ali Abdullah Saleh, yang mengundurkan diri pada tahun 2012 setelah pemberontakan selama setahun.

Bentrokan meletus lagi awal bulan ini di utara, mengakhiri gencatan senjata 11 hari yang disepakati setelah mediasi didukung oleh utusan PBB Jamal Benomar.

Pemberontak mengatakan rencana federalization disepakati pada bulan Februari menyusul pembicaraan nasional sebagai bagian dari transisi politik akan membagi Yaman ke daerah kaya dan miskin.

Mereka merebut daerah provinsi Amran dalam pertempuran dengan suku-suku pada bulan Februari yang menewaskan lebih dari 150 orang.

sumber: alarabiya/n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top