wartaperang - Dalam perkembangan terkini, seorang pejabat senior departemen luar negeri AS telah mengkonfirmasi bahwa situasi Irak telah dibahas di sela-sela pertemuan di Wina, hal ini mengkonfirmasi bila Iran dan AS akhirnya bekerja sama dalam batas-batas tertentu untuk menghadapi musuh yang sama yaitu ISIS.

"Kami terbuka untuk melibatkan Iran, sama seperti kita Iran sedang terlibat untuk menghadapi ancaman dari pemain regional baru yaitu ISIS di Irak", kata pejabat itu setelah pertemuan singkat.

Namun secara resmi mengesampingkan "penentuan koordinasi militer atau strategis tentang masa depan Irak" dengan Iran, memperkuat panggilan Obama untuk mereka ulang kondisi politik yang lebih inklusif dan menahan diri dari "agenda sektarian" - sebuah kririk yang jelas terhadap kebijakan memecah belah yang selama ini diterapkan pemerintah Maliki.

Gedung Putih juga mengatakan bahwa pemerintah bersikeras bahwa AS tidak akan berusaha untuk memaksakan penyelesaian politik di Irak.

"Irak adalah, negara berdaulat yang independen dan keputusan tentang masa depan Irak harus dilakukan oleh seorang pemimpin politik Irak yang mencerminkan kepentingan terbaik dari penduduk Irak yang beragam. Keputusan tentang masa depan Irak 'harus dibuat semata-mata dari negara itu sendiri dan bukan oleh aktor di luar", kata juru bicara Gedung Putih.

Komunikasi Data di Blok

Irak kini juga telah menerapkan pelarangan media sosial, memblokir saluran komunikasi pribadi yang aman untuk mencegah militan Sunni dari menggunakan fasilitas itu untuk berkoordinasi dalam operasi kilat menakjubkan yang mengancam untuk mencabik-cabik negeri ini.

Selain melarang jaringan pribadi virtual (VPN), Irak juga baru-baru ini menginstruksikan operator telepon seluler untuk menghentikan mobile data termasuk layanan pesan instan, operator mobile dan sumber industri mengatakan beberapa jam yang lalu.

Kondisi ISIS Menurut Pengamat


Analis dan penduduk setempat mengatakan bahwa ISIS tidak bisa meraih kemajuan tanpa aliansi dengan kelompok-kelompok anti-pemerintah lainnya dan dukungan rakyat, seperti dilansir Koresponden Timur Tengah dari telegraph, Richard Spencer. Dan di Mosul hari ini, warga telah berkumpul di kantor pemerintah provinsi, melambaikan bendera hitam dari gerakan Islam Sunni dan meneriakkan slogan-slogan pro-Isis.


William Hague disisi lain juga mengatakan bila jumlah warga Inggris yang bergabung dengan ISIS sekarang mencapai 400 orang. Jumlah dengan jauh lebih besar dari yang resmi diklaim pemerintah Inggris yaitu 100an orang

Respon Barat Lebih Lanjut

James Brokenshire, menteri Keamanan, telah mengumumkan bahwa ISIS akan menjadi salah satu "kelompok terlarang" di bawah Undang-Undang Terorisme tahun 2000.

Undang-undang memungkinkan kelompok teroris untuk dilarang, yang berarti bahwa keanggotaan ISIS, serta siapapun yang mempromosikan atau penggalangan dana atas namanya, akan menjadi mendapatkan ancaman pidana sampai 10 tahun penjara.

Langkah ini diharapkan menjadi hukum segera di bawah undang-undang sekunder, setelah sempat diperdebatkan di Gedung Parlemen akhir pekan ini.

Intelijen Barat memang dibuat terkejut dengan skala ancaman terhadap pemerintah Irak dimana ISIS tumbuh dari sebuah grup gerilya menjadi sebuah kekuatan nasional.

Dari Irak sendiri dilaporkan dalam perkembangan terakhir, jumlah laki-laki syiah dari seluruh negeri yang mendaftar menjadi tentara diperkirakan sekitar 900.000 orang, antrian panjang mengular dan senjata diberikan cuma-cuma kepada semua warga yang mengikuti seruan ulama mereka.
sumber: berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top