wartaperang - Salah seorang reporter telegraph Ruth Sherlock melaporkan dari perbatasan daerah Kurdi dan Mosul, menyatakan bila mayoritas warga yang melarikan diri ternyata adalah warga Sunni juga. Dan ketika diwawancarai, mereka melarikan diri bukan dikarenakan takut terhadap ISIS dengan penerapan syariah Islamnya yang ketat, tapi lebih pada bom AS yang akan menghujani kota mereka.

Banyak orang mengatakan bahwa mereka melarikan diri Mosul sebagai bukan karena ISIS tetapi karena takut serangan udara AS di kota.

Meskipun ISIS telah memaksakan interpretasi ketat hukum Syariah pada warga Mosul, sebagian besar warga Mosul adalah menerima dengan ISIS karena mereka melihatnya sebagai alternatif yang lebih baik dibanding "tentara Maliki". Meskipun tidak semua tentara dan polisi di Mosul adalah Syiah, para perwira komandan senior Maliki di seluruh negeri telah diisi dengan loyalis yang secara eksklusif dari Syiah.

"ISIS telah menjadi titik fokus yang mereka warga Sunni dapat memahami dan digunakan untuk melampiaskan kefrustrasian mereka pada pemerintah Maliki", demikian menurut Ruth.

Ruth berbicara dengan seorang wanita di Khazir yang mengatakan, "Kami tidak punya masalah dengan hukum Syariah bahkan jika perempuan harus menutupi wajah mereka".

Beberapa orang di Khazir melaporkan bahwa ISIS menggunakan sistem loudspeaker masjid di Mosul mengumumkan bahwa siapapun yang tertangkap merokok, minum alkohol, memakai tato - dimana banyak petugas keamanan telah tato - atau mengenakan jilbab tidak pantas akan dotangkap untuk hukuman, mulai dari cambuk sampai amputasi.

sumber: telegraph

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top