wartaperang - Turki menyatakan kekhawatirannya pada hari Rabu(25/6/2014) atas potensi spillover dari gejolak di negara tetangga Irak. Dari pihak NATO sendiri berjanji tidak akan ragu untuk mempertahankan sekutunya bila konflik melebar.

Berbicara di sela-sela pertemuan NATO di Brussels, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menyerukan kerjasama yang lebih besar dengan sekutunya untuk mengimbangi ancaman yang ditimbulkan oleh munculnya militan ekstremis di Irak dan perang sipil yang terus terjadi di Suriah.

"Kami melalui proses yang sangat sulit di daerah tetangga Turki dan Mediterania dan Timur Tengah", kata Davutoglu saat ia bertemu mitranya dari AS John Kerry.

"Sekarang saatnya untuk berkonsultasi lebih sering, bertindak bersama-sama sebagai dua sekutu strategis", katanya.

Militan Sunni, yang telah menyita banyak wilayah dalam serangan kilat di Irak utara dalam dua minggu terakhir, menahan 49 warga Turki yang diculik dari konsulat Turki di kota Irak Mosul.

Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang oleh Turki dimasukan ke dalam daftar organisasi teroris pada awal Juni, juga telah menculik 31 pengemudi truk Turki.

"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa sekutu NATO berdiri bersama dalam solidaritas dan kesatuan dan kami fokus pada penyediaan pertahanan dan perlindungan bagi semua sekutu kami termasuk Turki yang efektif", kata kepala NATO Anders Fogh Rasmussen dalam pembicaraan dengan menteri luar negeri dari aliansi 28 negara.

"Kami tidak akan ragu-ragu untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan perlindungan pertahanan yang efektif seperti Turki", tambahnya, membenarkan Ankara telah menyuarakan keprihatinan mengenai Irak.

Kerry mengatakan pada pertemuan dengan Davutoglu bahwa "Turki adalah suatu mitra kunci dalam banyak hal, tapi terutama mengingat apa yang terjadi di Suriah dan sekarang di Irak dengan ISIS".

sumber: alarabiya/n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top