wartaperang - Polisi Turki menembakkan meriam air untuk membubarkan demonstran yang berkumpul dekat dengan alun-alun Taksim Istanbul pada hari Rabu menyusul kematian seorang remaja yang terluka dalam bentrokan jalanan musim panas lalu.

Para pengunjuk rasa di distrik Osmanbey berada di antara puluhan ribu pelayat yang berbaris melalui kota untuk pemakaman anak 15 tahun, Berkin Elvan, yang meninggal pada hari Selasa setelah menghabiskan sembilan bulan dalam keadaan koma.

Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan mengkritik protes dengan mengatakan, "Mencoba untuk membakar jalan-jalan 18 hari sebelum pemilu bukanlah sikap demokratis" kata Erdogan dalam reli kampanye di kota tenggara Mardin. Turki akan melakukan pemilihan pada 30 Maret.

"Saya menyerukan organisasi pengusaha, serikat pekerja dan LSM yang memprovokasi insiden untuk menunjukkan tanggung jawab. Siapa pun yang memiliki masalah harus menyelesaikannya di kotak suara pada tanggal 30 Maret".


Pada hari Rabu, ribuan orang berkumpul di depan sebuah rumah ibadah di mana tubuh Berkin Elvan tergeletak, dan berjalan menuju tempat di mana ia ditembak di kepala pada 16 Juni, sebelum melanjutkan ke pemakaman, peti matinya dibawa dibahu pelayat, Associated Press dilaporkan.

Pelayat meneriakkan "Berkin Elvan adalah abadi! Pemerintah mengundurkan diri!", dan "Pembunuh Tayyip". Beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu ke gedung partai berkuasa, menghancurkan jendela-jendelanya.

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa di ibukota Ankara dan Izmir.

Kemarahan para demonstran diarahkan pada Erdogan karena polisi melakukan tindakan keras terhadap gelombang protes yang melanda Turki pada musim panas dan memuji polisi sebagai pahlawan.

sumber: alarabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top