wartaperang - Sebuah ledakan yang merobek konvoi AMISOM yang membawa peralatan militer dekat kota Afgoye di wilayah Shabelle Bawah dilaporkan telah meninggalkan puluhan orang tewas, termasuk lima penasehat militer Amerika dan tujuh perwira tinggi AMISOM.

Ledakan itu terjadi saat seorang pria menabrakkan mobilnya dengan bahan peledak ke konvoi ketika mereka melewati jalan yang menghubungkan kota-kota Mogadishu dan Afgoye. Menurut beberapa saksi mata, orang ini mengendarai mobilnya ke arah konvoi secara bertahap meningkatkan kecepatan ketika konvoi berhenti untuk alasan yang tidak diketahui sampai akhirnya ia menabrakkan mobilnya ke konvoi menyebabkan kerusakan besar dan mendatangkan malapetaka di TKP.

"Dia mulai mengemudikan mobil ke arah konvoi ketika mereka berhenti, ia kemudian mulai mempercepat sampai ia menabrak salah satu kendaraan yang menyebabkan ledakan besar menghancurkan beberapa kendaraan lain" salah satu saksi mata mengatakan kepada Harar24.

Saksi mata lain melaporkan bahwa konvoi itu membawa peralatan militer, termasuk kendaraan udara tak berawak kecil untuk disampaikan kepada AMISOM di garis depan di Bawah Shabelle dimana mereka berencana untuk melakukan serangan terhadap Al-Shabaab di provinsi Bawah Shabelle.

Serangan itu segera diklaim oleh organisasi Al-Shabaab yang mengklaim telah membunuh beberapa perwira Amerika & AMISOM menurut juru bicara resmi mereka Sheikh Ali Mahamud Rage Ali Dhere. "Kami telah menewaskan lima orang Amerika dan tujuh petugas AMISOM dalam sebuah operasi syahid diberkati dilakukan oleh salah satu dari orang-orang kami", ujar juru bicara Al - Shabaab.

Meskipun Al-Shabaab langsung mengklaim langsung, belum ada tanggapan atau komentar dari AMISOM mengenai serangan hari ini.

Dalam beberapa pekan dan bulan terakhir berbagai laporan telah muncul mengenai adanya sejumlah kecil penasihat militer Amerika hadir di Somalia untuk membantu AMISOM melawan pertempuran mereka dengan Al-Shabaab, namun tidak ada bukti jika memang mereka yang tewas hari ini adalah Amerika.

Analis yang telah memantau organisasi Islam erat percaya bahwa kelompok ini masih tetap kuat dan mampu melakukan serangan mematikan dan menembus jauh ke dalam wilayah yang dikendalikan pemerintah untuk mendatangkan malapetaka, meskipun menolak beberapa serangan yang dilakukan terhadap mereka di Ethiopia, Djibouti dan pasukan AMISOM lainnya.

sumber: H24

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top