wartaperang - Sebuah kelompok bersenjata Rusia mengatakan pada hari Jumat bila mereka telah mencegat drone surveilans milik Amerika Serikat di atas wilayah Ukraina Krimea.

"Drone itu terbang sekitar 4.000 meter ( 12.000 kaki ) di atas tanah dan hampir tak terlihat dari tanah. Saat itu sangat mungkin untuk mematahkan koneksi dengan operator AS melalui teknologi radio yang komplek, kata Rostec dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Agence France -Presse.

Rostec mengatakan pesawat tak berawak AS diduga jatuh "hampir utuh ke tangan pasukan pertahanan diri."

Kelompok militer dan pertahanan Rusia mengatakan telah memproduksi peralatan yang digunakan untuk menjatuhkan pesawat drone, tetapi tidak menentukan siapa yang mengoperasikannya.

"Dilihat oleh nomor identifikasi, UAV MQ-5B milik Brigade ke-66 Reconnaissance Amerika, yang berbasis di Bavaria" kata Rostec di situsnya, yang juga membawa gambar apa yang dikatakan adalah drone yang tertangkap.

Namun photo yang diperlihatkan adalah sebuah drone terbang dengan bersenjata bukan drone yang telah terjatuh dalam bentuk puing-puing.

Amerika Serikat sebelumnya mengatakan, pihaknya siap untuk merespon dengan cepat terhadap krisis di Ukraina setelah Rusia gagal mengambil langkah-langkah untuk meredakan konflik.

"Kami siap untuk merespon terhadap referendum yang dilaksanakan pada hari Minggu", kata Carney. Ditanya seberapa cepat respon akan datang, ia berkata, "... aku akan mengatakan dengan cepat".

"Kami masih berharap bahwa ada sebuah jalan di sini bahwa Rusia akan mengatasi masalah di Ukraina dengan cara yang konsisten dengan hukum internasional, dengan cara yang menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina" tambah Carney.

"Tapi tidak usah ditanya kita memang sangat terlambat dalam permainan ini berkaitan dengan situasi dan referendum pada hari Minggu" tambah Carney.

Komentar Carney datang ketika Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di London dalam pembicaraan yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan menjelang referendum yang direncanakan.

Lavrov mengatakan pada hari Jumat bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menyerang tenggara Ukraina.

"Rusia tidak punya dan tidak dapat memiliki rencana untuk menginvasi wilayah tenggara Ukraina" kata Lavrov.

Setelah beberapa jam pembicaraan dengan Kerry, Lavrov menegaskan "tidak ada visi bersama" antara kedua negara.

Dia menegaskan kembali bahwa Rusia akan "menghormati hasil referendum" di Krimea dan mengatakan sanksi akan merusak hubungan. "Mitra kami juga menyadari bahwa sanksi yang akan diterapkan kontraproduktif" katanya.

Para pemimpin Eropa dan AS telah berulang kali mendesak Moskow untuk menarik kembali pasukannya di Krimea atau menghadapi sanksi ekonomi mungkin dan isolasi politik.

sumber: alarabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top