wartaperang - Seorang penyerang menembak mati seorang petugas keamanan Saudi senior di wilayah barat dari ibukota Riyadh pada hari Selasa, kata kementerian dalam negeri dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media negara, dan serangan itu diklaim oleh Negara Islam.

Kantor berita Saudi SPA yang mengutip dari seorang juru bicara kementerian dalam negeri mengatakan bahwa petugas itu, Kolonel Kitab Majed al-Hammadi, ditembak mati di daerah al-Arja, provinsi al-Dawadimi, sebelah barat dari ibukota Saudi.

Juru bicara itu mengatakan pihak keamanan sedang menyelidiki pembunuhan itu.

Situs berita Negara Islam ,Amaq, mengatakan cabang Negara Islam di Saudi, yang dikenal sebagai Provinsi Najd, melakukan serangan itu dan mengidentifikasi bila Hammadi adalah direktur keamanan internal di wilayah al-Quwayiyah.

Kelompok Negara Islam wilayah Najd mengaku bertanggung jawab pada hari Minggu untuk ledakan di sebelah kantor polisi yang terletak di selatan dari Riyadh yang menewaskan satu orang dan satu kendaraan polisi rusak.

Negara Islam Lukai Tentara Turki di Perbatasan

Seorang tentara Turki menderita luka ringan pada hari Selasa setelah sebuah pos militer di provinsi tenggara dari Gaziantep mendapat serangan dari militan Negara Islam dari seberang perbatasan Suriah, kata kantor berita swasta yaitu kantor berita Dogan.

Militer Turki membalasnya dan menembakkan artileri ke Suriah, kata lembaga itu.

Turki, yang menghadapi beberapa ancaman keamanan, berada pada siaga tinggi setelah empat bom bunuh diri sudah terjadi tahun ini, dua di antaranya telah disalahkan pada Negara Islam.

Provinsi Gaziantep dekat perbatasan Suriah dan bagian dari itu terletak tepat di seberang perbatasan dari kota Suriah yang dikendalikan oleh Negara Islam yaitu kota Jarablus.

Sementara itu, pihak berwenang di Turki selatan telah menangkap dua orang yang diduga sedang mempersiapkan untuk melaksanakan bom bunuh diri untuk Negara Islam, yang telah meledakkan dua serangan di Istanbul tahun ini, laporan mengatakan Selasa.

Orang-orang itu ditangkap di provinsi selatan Gaziantep, yang berbatasan dengan Suriah, kata kantor gubernur setempat dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Dogan.

Salah satu dari mereka bernama Mehmet Mustafa Cevik, digambarkan sebagai anggota dari Negara Islam dan salah satu lagi adalah terkait kelompok Turki, yaitu Dokumacilar Group.

Dokumacilar Group, dinamai dengan nama pendiri yang telah menjadi tersangka yaitu Mustafa Dokumaci, adalah unit pembom bunuh diri yang diduga berada di balik serangan Oktober 2015 yang menewaskan 103 orang pada aksi damai Ankara dalam serangan paling berdarah yang pernah terjadi di Turki.

Sel ini juga telah dikaitkan dengan pembunuhan 34 orang di kota Suruc di perbatasan Suriah bulan Juli 2015.

Militan lainnya yang ditangkap adalah Ercan Capkin, saudara Erkan Capkin, salah satu pelaku bom bunuh diri yang diduga dibalik serangan 19 Maret di sebuah jalan raya belanja Istanbul yang terkenal, empat orang tewas akibat bom itu.

Kementerian dalam negeri Turki kini telah memasukan 23 militan ISIS pada daftar paling dicari dengan hadiah total 42 juta lira ($15 juta) di atas kepala mereka, harian Hurriyet melaporkan Selasa.

Tiga tersangka militan Negara Islam yang berada dalam daftar dalam status merah atau mendesak untuk segera ditangkap, termasuk Mustafa Dokumaci, tersangka pemimpin Negara Islam di Gaziantep, Ilhami Bali dan Yunus Durmaz yang dikatakan telah merencanakan serangan 19 Maret.

Turki pada keadaan siaga tinggi untuk beberapa bulan lamanya karena serangkaian serangan yang disalahkan baik pada Negara Islam atau militan Kurdi di tengah kembalinya konflik dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Serangan di Istanbul terjadi kurang dari seminggu setelah sebuah bom mobil meledak di pusat Ankara menewaskan 35 orang yang diklaim oleh faksi Kurdi radikal yang memisahkan diri dari PKK.

sumber: al-arabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top