wartaperang - Polisi Tunisia telah menghancurkan sel yang merekrut pejuang Negara Islam (ISIS/IS) di Libya dan Suriah, kata pihak berwenang pada hari Rabu.

Tunisia mengumumkan keadaan darurat setelah pemboman bunuh diri yang menewaskan 12 penjaga presiden pada bus di ibukota Tunis pada bulan November.

Kejadian itu diikuti dengan serangan senjata yang utamanya menargetkan wisatawan asing di museum Tunis dan sebuah hotel pantai, keduanya diklaim oleh ISIS/IS.

"Pasukan khusus unit anti-terorisme kami membongkar sel yang termasuk sembilan ekstrimis di Bizerte yang aktif merekrut orang-orang muda untuk mengirim mereka ke daerah-daerah masalah," kata kementerian dalam negeri.

Dikatakan mereka yang ditahan telah mengakui merekrut untuk ISIS/IS di Libya dan Suriah.

Tunisia, yang berada dalam stabilitas sejak pemberontakan 2011 terhadap otokrat Zine Abidine Ben Ali, semakin ditantang oleh militan Islam, yang telah memukul patroli tentara dan pos pemeriksaan serta melakukan serangan besar.

Ribuan warga Tunisia berjuang bergabung dengan ISIS/IS dan kelompok-kelompok lain di Irak dan Suriah. Orang-orang bersenjata yang menyerang di Sousse dan Museum Bardo dilatih di kamp-kamp militan di Libya sebelum kembali ke negara asal mereka.

sumber: al-arabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top