wartaperang - Dari wilayah Homs, Mahkamah Agung Syariah di provinsi Homs memberikan tenggat waktu kepada komandan pemberontak terkemuka Abdul Baset al-Sarout seminggu setelah pemberitahuan kepadanya untuk menyerahkan diri ke salah satu pengadilan Islam dan dinyatakan akan dihukum secara in absentia bila tidak datang atas aksi yang dilakukan olehnya dengan bergabung bersama Negara Islam.

Pengumuman ini menyatakan, "berikut ulasan dari gugatan dengan nomer 246/2016 dan setelah dugaan penuntut umum Syariah terhadap terdakwa Abdul Baset al-Sarout; komandan kelompok pemberontak Shuhada al-Bayada yang bergabung dengan jajaran Negara Islam dan melakukan kejahatan dalam mendukung ISIS."

Abdul Baset al-Sarout dianggap sebagai ikon terkenal dalam revolusi Suriah dan mantan komandan kelompok pemberontak Shuhada'a al-Bayada yang datang ke dalam konflik dengan bergabung bersama al-Nusra Front. Dan setelah beberapa lama, dia berjanji setia dengan Negara Islam (ISIS/IS).

Nusra Front Membunuh Komandan ISIS di Pedesaan Utara Homs


Dalam berita terkait, cabang al-Qaeda di Suriah, Nusra Front, mengatakan telah membunuh komandan senior Negara Islam (ISIS/IS) di pedesaan utara provinsi Homs.

Rafed Taha tewas dengan temannya Aamer al-Aswad di pedesaan utara, Nusra Front mengatakan dalam pernyataan, tanpa mengungkapkan kapan atau di mana kematiannya berlangsung.

Pernyataan itu mengatakan Taha telah melakukan banyak pembunuhan dan kejahatan brutal terhadap jihadis dan ulama, menyerukan pengikutnya untuk bertobat.

Komandan Senior Pemberontak Tewas Oleh Bom ISIS

Dalam berita lainnya, komandan senior dalam gerakan yang kuat Ahrar al-Sham tewas pada hari Rabu dalam sebuah ledakan bom di dekat mobilnya di provinsi Idlib utara, kata sumber-sumber lokal.

Serangan itu ditujukan kepada Saud al-Assaf, komandan militer brigade Ansar al-Haq, satuan kunci dalam Ahrar al-Sham yang beroperasi di desa Masaran dekat kota Maarat al-Numan.

Pada hari Senin, 4 pejuang Ahrar al-Sham, termasuk dua komandan, juga tewas ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan sabuk bahan peledak di dekat gedung mereka di kota Binnish,

Diduga Negara Islam yang melakukan serangan bunuh diri di provinsi Idlib, serangan itu telah menewaskan Islam Abu Hussein, pemimpin senior militer Ahrar al-Sham, dan tiga komandan lapangan, media center al-Ma'arra melaporkan.

sumber: ZA
Advertising - Baca Juga :
Jean Denim Untuk Ke Kantor
Kisah Hantu Menyelamatkan Kami

1 komentar:

  1. Seandainya para mujahid itu bersatu.
    Alangkah baiknya.
    Jangankan seluruh prajurit yg ada di muka bumi ini.
    Prajurit alienpun tak snggup melawan mereka.
    Memang bangsa eropa sangat pandai mengadu domba.

    BalasHapus

 
Top