wartaperang - Pemerintah Suriah mengatakan Minggu (Sep 21, 2014) bila mereka telah menyerahkan semua senjata kimia dan mematuhi perjanjian internasional, setelah AS menuduh bahwa pihaknya telah melakukan beberapa serangan memakai gas klorin.

"Suriah telah memenuhi kewajibannya dengan mengikuti Konvensi Senjata Kimia", kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media pemerintah.

"Suriah bekerja sama sepenuhnya dengan Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia dan tidak lagi memiliki senjata-senjata ini", tambahnya.

Komentar ini datang setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Kamis menuduh Presiden Suriah Bashar al-Assad melanggar konvensi dengan menggunakan klorin sebagai senjata.

"Kami percaya ada bukti penggunaan klorin oleh Assad, yang ketika Anda menggunakannya - meskipun gas ini tidak berada di daftar larangan- itu dilarang oleh Konvensi Senjata Kimia", kata Kerry anggota parlemen AS.

Amerika Serikat juga memiliki "beberapa pertanyaan tentang beberapa item lain" yang sedang diselidiki, "jadi dia melanggar konvensi", tambah Kerry.

Setelah serangan sarin di luar Damaskus pada bulan Agustus 2013, banyak masyarakat internasional menyalahkan pemerintah Assad, rezim kemudian setuju untuk menyerahkan senjata kimianya.

Suriah tidak diminta untuk menyatakan setiap stok klorin, tapi agen beracun ini dapat dianggap sebagai senjata kimia jika digunakan untuk ofensif, melanggar Konvensi Senjata Kimia.

The OPCW telah melaporkan "konfirmasi kuat" bahwa bahan kimia beracun yang digunakan "sistematis dan berulang-ulang" sebagai senjata di Suriah utara awal tahun ini.

Dikatakan mereka memiliki "tingkat kepercayaan yang tinggi" bahwa bahan zat kimia tersebut adalah klorin.

Pemerintah Suriah selalu membantah bertanggung jawab atas serangan senjata kimia pada Agustus 2013, menuduh pemberontak yang menggunakannya dan memacu intervensi internasional.

Dan kementerian luar negeri memperingatkan pada hari Minggu "konspirasi" serupa.

"Suriah memperingatkan terhadap kemungkinan konspirasi terhadap Suriah oleh pihak regional dan Barat untuk memberikan kelompok teroris dengan senjata kimia untuk digunakan terhadap rakyat kami", katanya.

"Tujuan seperti konspirasi ini akan menuduh tentara Suriah dan meluncurkan serangan (internasional) terhadap Suriah",

Amerika Serikat mengancam aksi militer terhadap rezim Suriah setelah serangan sarin 2013, tetapi menahan diri setelah perjanjian perlucutan senjata kimia.

Washington sekarang sedang mempertimbangkan serangan udara di dalam wilayah Suriah terhadap Negara Islam sebagai bagian dari upaya koalisi.

Suriah mengatakan tindakan militer sepihak terhadap jihadis di wilayahnya akan menjadi pelanggaran terhadap kedaulatannya.

source: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top