wartaperang - Sudan mengumumkan pada hari Selasa (Sep 2, 2014) menutup pusat kebudayaan Iran di ibukota dan cabang-cabang lain, mengatakan pembentukan kantor tersebut melanggar mandat dan menjadi ancaman sosial dan ideologi ke negara yang sebagian besar adalah Sunni.

Pernyataan resmi oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Youssef al-Kordofani terjadi sehari setelah media lokal melaporkan kantor Iran ditutup di ibukota, Khartoum.

Kordofani mengatakan konsuler budaya Iran di Khartoum dan staf pusat diberi waktu 72 jam untuk meninggalkan Sudan. Dia mengatakan Diplomat Iran di Khartoum diberitahu tentang keputusan ini yang datang setelah pemerintah mengawasi secara ketat kegiatan kantor Iran dan cabang-cabangnya.

Pernyataannya, yang dibawa oleh kantor berita resmi Sudan, menunjukkan Sudan prihatin atas penyebaran Syiah Islam di negara yang sebagian besar Sunni.

"Akhir-akhir ini, ia menyadari bahwa kantor Iran ini telah melanggar mandat dan kegiatan yang diperbolehkan dengan cara yang telah mengancam keamanan sosial dan ideologis Sudan", kata kantor itu mengutip al-Kordofani. "Ini menjadi penting untuk mengambil tindakan dan menutup kantor dan cabang-cabangnya".

Syiah Iran memiliki hubungan yang hangat dengan pemerintah Islam Sunni Sudan selama bertahun-tahun, termasuk kerja sama militer yang erat. Israel secara rutin menuduh Iran menyelundupkan senjata ke Jalur Gaza melalui Sudan.

Belum begitu jelas apa yang telah memicu pengumuman Selasa. Tapi hubungan erat Sudan dengan Teheran telah membuat tegang hubungan Sudan dengan negara-negara Teluk Sunni, yang merupakan investor besar di negara Afrika ini. Negara-negara Teluk, khususnya negara besar Arab Saudi, menjadi tuan rumah sejumlah besar pekerja Sudan, serta tokoh-tokoh oposisi.

Kelompok Sunni Sudan Konservatif menyambut baik keputusan tersebut. Seorang tokoh terkemuka Sufi Islam Sudan, Abdel-Salam al-Kisanzani, mengatakan penutupan pusat Iran harus diikuti dengan langkah lainnya terhadap tempat ibadah Syiah dan sekolah di Sudan.

"Penutupan ini merupakan langkah positif yang harus didukung", katanya, menurut Sudan Media Center.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top