wartaperang - Presiden Rusia Vladimir Putin telah melarang impor sayuran dan buah-buahan dari negara-negara Eropa yang menerapkan sanksi terhadap Rusia.
Langkah-langkah ini akan mempengaruhi produk pertanian dan akan berlangsung selama satu tahun, katanya.

Putin memerintahkan pemerintahnya untuk mendata detail dengan daftar spesifik barang yang akan dilarang, kata Kremlin. Di dalam daftar yang telah dibuat terlihat adalah unggas dari Amerika Serikat termasuk yang mendapatkan pelarangan.

Rusia sudah melarang buah dan sayuran impor Polandia ke negara itu sejak 1 Agustus. Sekarang sudah diatur untuk memperpanjang dan memperluas larangan itu untuk mengenai semua buah-buahan dan sayuran yang dihasilkan oleh semua negara anggota Uni Eropa.

Rusia mengimpor 42 persen dari makanan dan bisnis yang bernilai €12000000000 per tahun.

Putin mengatakan batas pelarangan dikenakan "dengan tujuan menjamin keamanan Federasi Rusia".

Langkah Putin mengikuti kesepakatan para pemimpin Eropa untuk memberikan sanksi pembatasan ekonomi atas respon Moskow terhadap krisis Ukraina.

Militer Ukraina Mengepung Wilayah Donetsk Yang Dikuasai Pemberontak

Tentara Ukraina sedang mempersiapkan sebuah operasi untuk merangsek kubu pemberontak dari Donetsk. Kiev telah mulai mempersiapkan posisi tentaranya di timur negara itu, dimana bentrokan berlanjut antara pasukan dan pemberontak separatis.

Di distrik Kalininsky Donetsk, beberapa warga memberikan kesakian bila malam tadi terjadi serangan yang dilakukan oleh angkatan udara Ukraina.

"Ada dua serangan oleh pesawat terbang. Ini adalah serangan pertama, yang kedua adalah di sisi lain. Benar-benar dibom", kata Sergei Ryaboshenko, seorang penjaga keamanan.

Tapi Kiev menyangkal keterlibatan dalam serangan ini, tidak ada pesawat yang membom kota-kota tersebut, demikian juru bicara pemerintahan Ukraina mengatakan.

Sementara itu, para pemimpin Barat yang menuduh Rusia mulai menumpuk pasukan di sepanjang perbatasan, mereka khawatir Rusia sedang mempersiapkan untuk melakukan intervensi seperti apa yang mereka lakukan di Crimea.

Rusia telah berulang kali membantah bahwa mereka memiliki niat seperti itu.

sumber: EN
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top