wartaperang - Militan menyerang sebuah pos pemeriksaan polisi di dekat daerah resor Mediterania yang sering dikunjungi oleh turis Mesir, menewaskan lima polisi dan empat dari mereka sendiri ikut tewas dalam tembak menembak, demikian menurut Kementerian Dalam Negeri, Rabu (6/8/2014).

Sementara itu penuntut umum Mesir membawa 23 tersangka militan ke pengadilan, menuduh mereka membentuk sebuah kelompok teroris yang disebut Ansar al-Syariah Brigade yang diduga mendalangi pembunuhan 12 polisi. Dari hasil penyelidikan, penuntut umum mengatakan, telah terungkap bahwa pemimpin kelompok menggunakan internet untuk melakukan perekrutan dan pengiriman anggota kelompoknya ke Suriah untuk bertempur. Terdakwa sebanyak 18 orang telah ditangkap sedangkan sisanya didakwa secara in absentia.

Mesir telah melihat peningkatan serangan militan sejak penggulingan presiden Islam Juli lalu dan tindakan keras terhadap para pendukungnya.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan pada hari Rabu bahwa serangan yang menewaskan lima polisi terjadi Selasa malam di daerah Dhabaa di provinsi pesisir Matrouh. Pasukan keamanan dikerahkan di pelabuhan terdekat dan bergegas ke lokasi dan mengejar para penyerang yang digambarkan sebagai "teroris".

Harian Mesir al-Masry al-Youm mengatakan para penyerang menembak dan membunuh polisi, kemudian membakar kendaraan mereka, meninggalkan tubuh mereka hangus.

Pernyataan Kementerian Dalam Negeri memperbaharui deskripsi awal serangan yang diberikan kepada The Associated Press dan dilaporkan Selasa oleh seorang pejabat keamanan yang telah mengatakan dua polisi tewas dalam kecelakaan mobil saat mengejar militan.

Kemudian pada hari Rabu, seorang hakim Mesir menyatakan hukuman mati terhadap 12 tersangka dan mengatakan mereka yang telah terbukti membunuh seorang perwira polisi senior tahun lalu. Konfirmasi telah disetujui oleh ulama Muslim sebagai otoritas tertinggi negara, yang memiliki peran penasehat, tapi kemungkinan tersangka akan mengajukan banding. Semua tersangka kecuali tujuh terdakwa yang diadili secara in absentia.

Kasus ini berakar pada serangan terhadap polisi pada bulan September di kubu militan Islam di dekat Piramida Giza, di mana militan menembak mati Jenderal Nabil Farrag. Sebulan sebelumnya di desa yang sama, Kerdasa, segerombolan orang menyerang kantor polisi di sana, menewaskan 15 polisi dan memutilasi tubuh.

Serangan itu adalah pembalasan atas tindakan keras oleh aparat keamanan terhadap pendukung presiden terguling, Islamis Mohammed Mursi, yang menewaskan ratusan orang.

sumber: alarabiya
oleh: n3m0

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top