wartaperang - Beberapa sumur di ladang minyak Irak Qayyara terus terbakar enam minggu setelah pasukan Irak yang didukung AS menggulingkan militan Negara Islam (ISIS/IS) dari kota sebagai bagian dari upaya mereka untuk merebut kubu ISIS terbesar di Irak, Mosul, kementerian minyak Irak mengatakan pada hari Rabu.

Para militan ISIS membakar sumur minyak di wilayah tersebut untuk membantu menyembunyikan posisi mereka sebelum mundur menjelang serangan pemerintah ke Qayyara, mengirim asap hitam ke langit dan minyak mengalir ke jalan utama.

Upaya pemerintah untuk memadamkan sisa api yang membakar minyak terhambat oleh serangan yang dilakukan oleh ISIS, dan sekitar sembilan dari 15 sumur yang masih terbakar, kata juru bicara kementerian minyak Asim Jihad.

"Kebakaran menciptakan polusi dan menyajikan risiko kesehatan yang serius," badan pengungsi PBB UNHCR mengatakan dalam sebuah update pada wilayah Mosul.

"Upaya untuk memadamkan api telah terhambat dilaporkan oleh beberapa percobaan serangan oleh kelompok bersenjata, yang juga mengancam keselamatan dan keberlanjutan pengembalian," kata UNHCR, mengacu kepada pengungsi yang mencoba untuk kembali ke rumah dimana mereka melarikan diri ketika ISIS menyerbu wilayah utara Irak pada tahun 2014.

Dua ladang minyak utama, Qayyara dan Najma, digunakan untuk memproduksi hingga 30.000 barel per hari minyak mentah berat sebelum jatuh di bawah kendali jihadis ultra-garis keras.

Kementerian perminyakan mengatakan pada 30 Agustus bahwa mereka tidak berharap untuk melanjutkan produksi dari daerah sebelum berhasil merebut Mosul, kota Irak terbesar kedua yang berjarak 60 km (40 mil) utara dari Qayyara.

Perdana Menteri Perdana Menteri Haider al-Abadi ingin mengambil kembali Mosul sebelum akhir tahun ini dan serangan pada kota bisa dimulai segera setelah bulan ini, demikian menurut komandan militer setempat.

sumber: al-arabiya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top