Click untuk lebih besar
wartaperang - Kampanye militer untuk merebut kembali kota Irak Mosul dari Negara Islam (IS/ISIS) sedang berlangsung, namun pasukan koalisi masih jauh dari mencapai kubu jihadis, demikian France24 melaporkan.

Pasukan keamanan pemerintah, dalam koordinasi dengan pejuang Peshmerga Kurdi dan milisi, telah memulai operasi besar-besaran pada hari Senin untuk merebut kembali Mosul, kota terbesar kedua di negara itu. Pengamat namun memperingatkan bahwa serangan bisa memakan waktu beberapa bulan.

"Kami masih beberapa kilometer jauhnya dari Mosul, kita belum mencapai kisaran artileri," Wassim Nasr, seorang ahli gerakan jihadis mengatakan pada France24, Rabu. "Inilah sebabnya mengapa pasukan koalisi membom di pinggiran kota, mencoba untuk menghancurkan lini pertama dan mungkin yang kedua dari pertahanan IS."

"Hari ini kita menyaksikan pertempuran di desa-desa sekitarnya dan ruang terbuka. Kita tidak pada tahap perang kota, belum," tambah Nasr.

Dilansir dari Erbil, ibukota Kurdistan Irak, reporter France24 menegaskan bahwa tentara Irak dan pasukan Kurdi "masih memiliki banyak jarak yang tersisa untuk ditutup".

"Ada kemajuan, tapi sangat lambat. Kami mengikuti salah satu operasi ini untuk membebaskan desa. Tujuannya adalah untuk membebaskan dua desa, mereka berhasil membebaskan satu. Mereka memiliki sekitar 80 desa untuk dibebaskan dari arah depan dan selatan sebelum mereka akhirnya bisa mencapai pinggiran Mosul," kata Andre.

Dia mengatakan bahwa pejuang Negara Islam mundur dari posisi ketika pasukan Irak masuk desa, dan sedang menuju utara ke Mosul. "Pertempuran itu akan mendapatkan perlawanan lebih banyak dan lebih sulit karena pasukan koalisi terus melaju," demikian katanya.

Israel Indikasikan Satu Keluarga Bergabung dengan IS di Mosul

Pengadilan Israel disisi lain mengatakan bila sepasang penduduknya telah bergabung dengan ekstremis Negara Islam dengan tiga anak-anak mereka.

Menurut sebuah lembar pengadilan yang terkemuka ke umum, Wissam, berumur 41 tahun, dan Sabrine Zbeidat, 30 tahun, berasal dari kota Arab Sakhnin melakukan perjalanan ke Turki pada saat liburan keluarga di Rumania pada tahun 2015. Dari sana, mereka menyelinap melintasi perbatasan ke negara tetangga Suriah.

Dakwaan rinci menyatakan militan IS mengumpulkan paspor keluarga Israel dan membawa anggota baru ke kota Irak Mosul, sebuah kubu IS yang sekarang sedang terlibat pertempuran sengit. Dakwaan itu mengatakan Wissam Zbeidat menjalani pelatihan militer dan ideologi dan terluka saat berperang dalam jajaran IS melawan tentara Irak.

Seperlima warga Israel yang berasal dari Arab di Israel tidak memiliki dukungan luas, namun badan Bet intelijen Shin memperkirakan bahwa 50 warga Arab Israel telah melakukan perjalanan ke Suriah atau Irak untuk bergabung dengan IS dalam beberapa tahun terakhir.

Pasukan IS Melakukan Perlawanan

Dari sisi ISIS sendiri dikabarkan telah berhasil memberikan kerugian kepada pasukan koalisi dimana puluhan kendaraan baja dan tank telah hancur berikut sekitar 200an lebih dari pasukan koalisi menjadi korban. Dalam siaran live kemarin terlihat berlarinya beberapa tank berusaha menghindar ketika ada mobil bom martir yang dikendarai oleh pejuang IS keluar dari suatu pedesaan. Sebuah tank di tabrak dan meledak.

Serangan bom martir yang dilakukan oleh pasukan ISIS dikatakan oleh sebuah analis dari media barat sebagai serangan paling ditakuti abad ini, sebuah bom dengan otak manusia, bukan lagi mengandalkan komputer. Bahkan media yang lain menamai serangan tersebut sebagai "kamikaze 2.0". Dalam beberapa video yang berhasil di dapat oleh WP kemarin pun konvoi peshmerga langsung segera menarik mundur ketika mereka mendapatkan serangan bom martir dari ISIS.

Berikut dibawah ini beberapa video yang dirilis oleh amaq kemarin.

Sumber: france24,abc,medsos, amaq

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top